01 Mei 2023
Alir Meliuk-liuk dari Bawakaraeng, sejuk berkabut, lewati delta Arangangia. Bila sempat, anda dapat menikmati Pappalempanganna Toceilea pada suatu ketika yang ditentukan. Malam saat pertama kali tiba di sini, saya belajar mengeja kata tentang alir deras dekat dengan lokasi ini: Bantimurung Gallang, Kaloro Larang, Lange-langeang, Balangbuki, Lapparanmangottong, dan seterusnya…
Oleh: Dera Liar Alam
BACA-BACA upacara, ritual para Sanro, yakni tabib peramu herbal, yaitu para penyembuh: Suatu ketika bersua di Arangangia, sugesti dimanterakan, meterai kabut di gunung-gunung, rimba disucikan, gema di lereng lurah, di air tercurah mengalir deras ribuan musim ribuan zaman.
Rindang pohon, gemuruh deras kali Tangngara mengundang lena, memanggil sunyi malam mendetak-detak kelam dalam ingatan — manakala bola jingga telah turun di balik Bowong Langit. di situ tiga tumpuk pondok, yaitu saung atau bangunan bambu tegak di antara pepohon, di Arangangia.
Berapa ribu depa dari Arangangia, padi hijau tua subur di sengkedan. Kami berjalan menjauh susuri setapak dekat hutan dan ladang. Ada orang-orang membuat titian di atas aliran, di situ setapak tuju belantara. Ada anak-anak memperhatikan cara orang-orang tua mereka meramu bambu dan kayu jadi jembatan.
Lompo Manimbahui ada di belakang gunung, ribuan depa juga jaraknya. Saya dari Arangangia sore itu, pergi bersua Daeng Dasing, bertemu anak-anak, berkenalan dengan Misa, perempuan yang saling belajar menjaga hutannya bersama orang-orang di sana. Sabtu, 29 April 2023, saat itu.
Arangangia ada di Pao, Tombolo Pao, Sulawesi Selatan. (*)