02 Maret 2022
Diumumkan pemerintah – dalam hal ini militer saat itu, ‘state of emergency’, penguasa dapat mengubah fungsi-fungsi pemerintahan, memperingatkan warga mengubah aktivitas, dan dapat memerintahkan badan-badan negara untuk menggunakan rencana-rencana penanggulangan keadaan darurat. Situasinya kurang lebih sama seperti zaman sekarang: rakyat pasrah itu tak banyak bertanya, selain ikut arus…
Oleh: Daniel Kaligis
Penulis adalah jurnalis penulis
Gambar: Dok DAX
KEDIAMAN Gubernur Sulawesi di Makassar, 02 Maret 1957 — Sumual proklamasikan keadaan perang, staat van oorlog en beleg. Hadirin bertandatangan — maka, digariskan Tjara-Tjara Perdjoangan: Pertama-tama dengan mejakinkan seluruh pimpinan dan lapisan masjarakat, bahwa kita tidak melepaskan diri dari Republik Indonesia, dan semata-mata diperdjoangkan untuk perbaikan nasib rakjat Indonesia dan penjelesaian bengkalai revolusi nasional.
Sekilas gambaran membaca catatan Merle Calvin Ricklefs dan Moh. Sidik Nugraha, 2008, ‘Sejarah Indonesia Modern 1200–2008’, berikut catatan Amelia Joan Liwe, 2010, From Crisis to Footnote: ‘The Ambiguous Permesta Revolt in Post-Colonial Indonesia’, gambaran tahun-tahun silam ternyata Sulawesi pernah di bawah satu pemerintahan setingkat provinsi. Kemudian tulisan-tulisan berikutnya yang dihimpun para pemberita, semisal, ‘Letkol Dj Somba Umumkan Permesta Putus Hubungan dengan Jakarta,’ ditulis di Tribun News, 13 September 2013.
Bertahun kemudian Oma Keke bercerita, masih dengan was-was seperti keadaan di mana perang itu sementara berlangsung, “Dinding bertelinga,” ucap dia. Semua pembicaraan dalam ruang harus diatur dan ditutur berhati-hati, jangan ada satu pihak tersinggung, “Salah bicara, dorang tangka,” tutur perempuan usur, penyintas zaman pergolakan itu — Obrolan Oma Keke dan saya di Tompaso II, sekitar tahun 1986.
Estorie: Juang, Sandiwara, Perang
Perang sudah berlangusung sejak ribuan tahun silam. Ada nama yang membikin menyala kenangan, yakni Flavius Belisarius, jenderal terbesar Kekaisaran Bizantium. Dia diberi izin oleh kaisar membentuk resimen pengawal, berjulukan bucellarii. Pasukannya itu berlapis kekuatan dikawal kavaleri berat. Belisarius, dengan bucellarii-nya adalah inti tentara yang berada di bawah perintahnya. Alat perangnya lengkap: tombak, busur komposit, dan pedang, sepenuhnya lapis baja untuk menabrak musuh. Manakala pengepungan Roma, Tahun Tuhan 537, hari itu, 02 Maret, Flavius Belisarius berdiri di luar Gerbang Flaminian menghalau pasukan Ostrogoth yang dipimpin rajanya, Vitiges.
Nama tersohor untuk kampanye militer. Tercatat, Belisarius mendarat di Sisilia — digunakan sebagai basis melawan Italia. Persiapan untuk invasi ke daratan Italia. Manakala Belisarius berlayar ke Afrika untuk melawan pemberontakan tentara setempat. Reputasinya membuat para pemberontak meninggalkan Pengepungan Kartago. Belisarius mengejar mengalahkan mereka di Membresa, lalu dia kembali ke Sisilia, menyeberang ke daratan Italia, di mana dia merebut Naples dan Roma di tahun 536.
Medio 537-538, Belisarius membela Roma melawan Goth dan pindah ke utara untuk mengambil ibu kota Ostrogoth di Ravenna pada tahun 540. Vitiges ditangkap sesaat sebelum mengambil alih Ravenna. Ostrogoth telah menawarkan diri untuk jadikan Belisarius sebagai Kaisar Barat. Belisarius pura-pura menerima tawaran dan masuk Ravenna melalui satu-satunya titik masuk, jalan lintas rawa-rawa. Dia bersama pasukannya, bucellarii. Segera setelah itu, dia memproklamirkan penangkapan Ravenna atas nama Kaisar Justinianus.
Masih tentang nama dan kenang.
Nikolai II, dikenal juga dengan nama Nicholas II – Nikolai Aleksandrovich, Tsar terakhir Kekaisaran Rusia. Ia adalah pendukung politik damai di Eropa.
Di zaman pemerintahannya terjadi peningkatan teror, perlawanan, dan kekacauan. Ia dipaksa untuk memberlakukan konstitusi, tetapi membatasi pengaruh dan kekuasaan Majelis Perwakilan. Saat itu Kekaisaran Rusia mengalami kekalahan besar dalam Perang Rusia-Jepang yang mengakibatkan kehancuran total Armada Baltik Rusia dalam Pertempuran Tsushima. Kekalahan Angkatan Darat Kekaisaran dan sikap Komando Tinggi yang tidak kompeten dalam memimpin jalannya perang, seiring kebijakan kekaisaran dianggap sebagai beberapa penyebab mundurnya Dinasti Romanov.
Nikolai II bertahta dari zaman adidaya Rusia, sampai militer dan ekonomi Rusia hancur berantakan. Medio, 02 Maret 1917, Nikolai II turun takhta dan menyerahkan kekuasaan kepada saudaranya, Michael.
Kisah juang dan perang, sandiwara misteri tentang nama-nama. Lapangan Ba Dinh, 02 September 1945, Nguyen mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokrasi Vietnam. Medio, 02 Maret 1946, Nguyen dilantik sebagai Presiden Vietnam Utara.
Lupa saja…
Kita di sini, menulis sajak di ladang kopra. Harga-harga dipermainkan, lalu kenang-kanangan. Perang, pergolakan masih berlanjut, sandiwara, hoax, pertikaian kata, persinggungan sepanjang teks yang kini digital dan korupsi kertas propgram pendidikan punah pedagogi, seni mendidik telah ditulasi seni membodohi seni menyamar dan seni memprovokasi.
Membaca ‘Sedjarah Singkat Perdjuangan Bersenjata Bangsa Indonesia’ dan ‘Potret Seorang Patriot’, tercatat: Juanda membentuk sebuah tim untuk mengadakan pendekatan dengan Sumual. Ia memilih empat pejabat tinggi dari Minahasa, sebab Sumual juga berasal dari Minahasa. Keempat pejabat itu adalah Menteri Industri, F. J. Inkiriwang, berikutnya Menteri Kehakiman, G. A. Maengkom, berikutnya mantan Menteri Penerangan dan Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Arnold Mononutu, dan Duta Besar Indonesia untuk Kanada, L. N. Palar. Utusan itu berangkat ke Sulawesi Utara, Juli 1957, dengan maksud untuk bertemu dengan Sumual, Somba, dan pejabat Permesta lainnya.
Usai pertemuan dengan Sumual, 23 Juli 1957, delegasi mengumumkan hal-hal yang telah disepakati, termasuk pengakuan provinsi-provinsi berotonomi di Indonesia Timur, selasatu di antaranya Provinsi Sulawesi Utara. Disepakati juga pembentukan universitas di Sulawesi Utara.
Perang tetap berlangsung, ‘putus hubungan dengan Jakarta’ telah dipilih, dan terus bergolak. Dicatat Kenneth Conboy dan James Morrison, 1999, di ‘Feet to the Fire: CIA Covert Operations in Indonesia, 1957–1958’, bahwa seminggu setelah pernyataan Somba di lapangan Sario, pemerintah pusat melakukan pemboman di Manado. Pada 22 Februari 1958, pukul 08.15, dua pesawat pembom B-25 Mitchell dari Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) melakukan pemboman dengan sasaran stasiun radio. Pemboman di Manado menguatkan keputusan Warouw – ikut dengan Sumual bertemu Soekarno di Tokyo – dan A. E. Kawilarang – pada waktu itu atase militer di Washington, D. C., bergubung dengan Perdjuangan Rakjat Semesta.
Tahun silam, kenang terlewat, kita masih menulis sajak. Saya membaca ‘Gaja Pergolakan’ bertahun lalu, membaca sejumlah literatur, berdiskusi, meramu huruf memenun teks, dan terus menulis.
Berapa kampung dibakar,
Nyala-nya menyaru senja,
Lebih merah…Ratakan, to’o-token, Ratatotok…
Badan basah peluh di BasaanSuraro melintas padang tandus,
Tak pernah kembaliHampar ilalang Toulour
Gerilya politik hari ini
Moraya merayu-rayu Basaan
Sajak ini terinspirasi dari komen Samuel Angkouw untuk tulisan Daniel Kaligis, ‘Stop het vuren’, Tuesday, 05 December 2017:
Ai ai…, senja di pedalaman punggung Andalas, tak pernah merah.
Aku ingin membaca berhayat cerita ‘paendon tua’.
Para papo yang mahir gerilya, menyaru pejuang Moraya.
Menyusup ilalang hamparan Toulour.
Jangan uapkan epos, menyerak angkasa entah.
Leganya telah dimeterai, berharap terlabuh pada nalar para puyun.
Di pedalaman punggung Andalas, senja tak pernah merah.
Engkau menyaji kisah nan memuncah kaya warna.
Laste
Tercatat bagi empati dan untuk kepekaan kemanusiaan di bumi: ‘Global financial crisis, billions of human beings living below the poverty line, thousands dying needlessly from war, malnutrition or easily curable diseases and thousands more dying.’ Membela kemanusiaan jauh lebih penting ketimbang membela ketuhanan. Itu pesan silam seorang kawan.
Diskusi, 02 Maret 2011, dengan sejumlah rekan, ada banyak pertanyaan ada banyak soal. Tokoh Minahasa dan juga Ketua Garda Inti Permesta, Adolf Sinolungan, bilang bahwa, Proklamasi 02 Maret 1957 isinya tentang ‘SOB’, demi keutuhan negara, dan sebagainya. Cuma tiga alinea. Menyusul pembacaan proklamasi, dibacalah Piagam Perjuangan Semesta oleh Letkol Saleh Lahade, Ketua Panitia Perumus Akhir, belum ada singkatan Permesta. Singkatan Permesta itu diusul tokoh-tokoh agama yang menghadiri Kongres Bhinneka Tunggal Ika pada Mei tahun itu, nanti dua bulan lebih setelah 02 Maret. “Memang ada beda-beda tipis antara proklamasi dan deklarasi. Coba lihat sendiri di kamus bahasa Inggris. Bangsa kita yang begitu besar, masih kurang peduli pada arsip. Lihat saja Supersemar baru 11 Maret 1966, tak diketahui lagi di mana aslinya. Begitu juga dengan Proklamasi 02 Maret 1957 naskah aslinya entah siapa menyimpannya. Mungkin ada di arsip nasional. Orang-orang tidak mempermasalahkan karena pelaku utamanya Ventje Sumual, menulis tentang Permesta dan Proklamasi yang di-copy banyak pihak. Jadi dianggap saja itu orijinil? Kalau dapat, tolong dikomunikasikan di mana itu disimpan dan oleh siapa.”
Saya membaca sajak, membaca ‘Operation Haik: The Eisenhower Administration and the Central Intelligent Agency in Indonesia, 1957-1959’. Artikel itu ditulis Douglas Blake Kennedy, 1996. Athens: University of Georgia. Saya pernah membaca selebaran yang beredar di zaman pergolakan, tertera: ‘Sekali 2 Maret Tetap 2 Maret’. Padahal, penanggalan cenderung berganti, tinggal tanggal kenangan.
Karena deklarasi 02 Maret 1957, Sukarno datang berkunjung ke jazirah utara Sulawesi — berpidato kesatuan bangsa dan negara — di Manado, Tomohon, Tondano, 27 September 1957, disambut masyarakat dengan spanduk-spanduk mendukung Sumual dan Permesta.
Arsip menjadi soal jadi pertanyaan. Kita akan terus berdiskusi berbagai perkara. Saya, berdamai dengan teks, bersajak, berdamai dengan semesta. Begitu. (*)