Saturday, December 27

Tag: Utama

Malam Hilang Ditelan Bulan
Susastra

Malam Hilang Ditelan Bulan

16 Januari 2025 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Rembulan di atas Wanua di tebing laut MERENUNG NOD Tutur orang-orang di rimba, di reruntuh kayu-kayu Tentang combatant beli jual senjata Door! Pasar global muntah perundingan Nyanyi awan berarak di atas samudera raya, perahu layar ditikam gerimis: Good bye phalaenopsis amabilis. Bulan ditelanjangi Gelombang surut di tebing Guinea hanyutkan nestapa penari bulan. Sisa tebangan terbawa deras bersama ranting dan dedaun menuju hulu. Airmata kering, malam hilang. Kesunyian rindu untuk resapi mimpi yang fana. Kawan bersetubuh puisi, sajak-sajak jejak dalam rimba ingatan. Menari, menarilah asap, memanjat tangga awan-awan membawa nama-nama tertembak pada kuasa langit. Oppy FritSia beri aku sebait dua: Malam yang hilang ditelan bulan… Men...
Alexander Menelikung YPTAJM
Hukum & Kebijakan, News

Alexander Menelikung YPTAJM

14 Januari 2025 Karena upaya pendirian Universitas Katolik di Makassar ditutup pintunya oleh Keuskupan, maka awam bergerak. “Kami menghadap Kopertis Wilayah Indonesia Timur, dan menyiapkan syarat-syarat yang ditentukan, yaitu: menyetor uang jaminan pendirian sebesar sepuluh juta rupiah dalam bentuk deposito milik pribadi John Chandra Sjarif. Berikut tanah (2,5 ha) untuk lokasi yang dimaksud diurus John Chandra Sjarif. Kemudian menyiapkan lambang dan statuta, serta jumlah mahasiswa lebih kurang lima puluh peserta didik,” urai Prof Dr C. Salombe, sebagaimana penuturannya pada medio 2012. Oleh: Philip Marx Editor: Daniel Kaligis BANGUN-INDONESIA.COM — PERGURUAN TINGGI Atma Jaya Makassar telah diinisiasi sejak medio 1964. Walau pihak Keuskupan pada saat itu menutup kemungkinan un...
Bencana Alam, Tuhan yang Dituduh
Opini

Bencana Alam, Tuhan yang Dituduh

13 Januari 2025 Respons agama yang normatif seringkali lebih banyak menyalahkan moral atau iman korban bencana ketimbang menyatakan empati. Bukankah doa dan empati adalah respons yang jauh lebih mencerminkan roh keagamaan daripada menambah luka dengan mengutuk korban... Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado Editor: Dera Liar Alam Gambar: A person uses a garden hose in an effort to save a neighboring home from catching fire during the Eaton Fire, Jan. 8, 2025, in Altadena, California — Mario Tama/Getty Images. Sumber: abcNEWS TATKALA api menyala-nyala di Los Angeles, memakan ratusan hektar lahan dan menghancurkan ribuan rumah, tidak sedikit yang melihat bencana itu melalui kaca mata agama normatif. “Ini murka Tuhan,” seru beberapa suara, menye...
Sajak Disparità
Susastra

Sajak Disparità

11 Januari 2025 Mahkamah Konstitusi gagal realisasikan balancing of rights terhadap kompleksitas delik reputasi. Rakyat sibuk membangun reputasi identitas-identitas tersandera dogma. Wanua, digambar pada peta-peta perkara untuk penghisapan tiada henti… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Berdagang buah di Pasar Extreme WANUA mengekalkan kenang. Tidak! Lupa lebih kejam dari pembangunan dan janji-janji khayal gratis untuk ternak yang saban musim disuguhi bantuan langsung agar tetap tersihir dogma aristokrat, bangsawan busuk. Kaum — hafal keping puzzle tercerai persepsi. Dikira tuntas, hidup komunal diributi identitas-identitas tak pernah seragam, diversità — disuguaglianza, dissomiglianza, divergenza, differenza, differenziazione, discordanza, disparità, varietà, contrasto, distanza...
Tuhan Jahat, Tuhan Baik
Opini

Tuhan Jahat, Tuhan Baik

09 Januari 2025 Ada dua Tuhan dalam Zoroaster, yaitu Ahura Mazda (Tuhan baik) dan Angra Mainyu (Tuhan jahat). Yang baik berasal dari Tuhan yang baik; yang jahat berasal dari Tuhan jahat. Kupikir Tuhan semacam ini sudah kadaluarsa… Oleh: Pidar Lingi Penulis tinggal di Poland Gambar: The Good and Evil Angels, William Blake. AKU sangat sering memikirkan tentang kematian; kira-kira seperti apa kehidupan setelah kematian. Aku tidak percaya Tuhan akan mengutus malaikat untuk menyiksa orang mati, kupikir Tuhan bukan psikopat sadis. Untuk merasakan sakit, tentulah harus hidup, kalau mati tentu tidak merasakan apa-apa. Banyak orang bermoral baik, namun sepanjang hidupnya dirundung kesialan, oleh karena itu diperlukan konsep kehidupan  setelah mati (akhirat) agar mereka memperoleh pem...
Sajak Cuaca
Susastra

Sajak Cuaca

07 Januari 2025 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Twilight di Bunaken, Siladen, Mantehage, Naen, Manado Tua. TARIAN awan ingatkan nama, kekasih masa lampau, belum berganti. Pesta di tanah leluhur, orang-orang berderet-deret pura-pura senang walau gamang, keinginan dipermainkan harga, ego dendam serta rasa belum terdefinisi: Kawan bersuka, kami disuguhi cairan penyemangat. Hujan bakar diskusi kritik. Api nyala rintik-rintik gelisah, kata kawan, “Mabuk itu babad pengalaman spiritual.” Dan, benar. Semua orang bersalah kami ampuni sambil tertawa bareng-bareng dan bersenandung awan-awan kuning, bunting. Kita terbang pada cuaca yang kurang baik. Kencangkan sabuk pengaman, agar lapar dan miskin wawasan boleh diakali. Lalu Api dan Rawi dimangsa kabut, Uap berlari menuju purba, langit masih...
Sajak Mekar
Susastra

Sajak Mekar

07 Januari 2025 Bunga, hadir, mekar… Merekam perjuangan, perlawanan, niat yang terus bersemi sepanjang musim… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: die Weiße Rose KEMBANG mekar saban musim itu ada di Wanua. Pagi biru, saya merekam jingga Episcia Alloplectus, African Violet family: yaitu daun beludru, tekstur permukaan daunnnya berserabut halus menyerupai beludru. Di sekeliling Alloplectus ada Andina, Cupreata, Duidae, Lilacina, Prancei, Reptans, Xantha, Fimbriata, Sphalera, Rubra, etc. Mawar putih, saya sasar kamera. Momentum yang ingatkan saya pada die Weiße Rose, gerakan perlawanan kalangan intelektual tanpa kekerasan di NS-Staat, dipimpin sekelompok mahasiswa dan dosen di Universitas München. Kelompok ini melakukan kampanye menyebarkan selebaran dan grafiti anonim yang menyerukan ...
Sajak Pusu
Susastra

Sajak Pusu

05 Januari 2025 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Gunung Tampusu, Rewo, Hutan Rumbia, serta ladang sawah di kakinya. PUSU memanggil awan-awan bertengger di tahtanya. Begitu leluhur kami meramal hujan terhisap kuala, jurang, tebing, rawa-rewo, telaga purba di relung Salu Mas, Samberong, Watuharan, Tangkiuk, Tatalo'otoken, Talun, Matrong, Pangalombian, Tete U Lei, Linouw, Lahendong. Pada rimba itu, zaman silam Resimen Para Komando baret coklat pernah bergerilya berduel senapan melawan kuasa sentralistik, catatan muntah sejarah itu dikaburkan. Serdadu Tengkorak Liar juga menari-nari di sana, di belantara terhubung teras Lengkoan. Wild Rose impor taman dewa mengajak anak-anak nyanyikan bedil patah puluhan abad bertikai keyakinan. Namun, ada anak-anak terhisap jadi suraro: “Adoh mama e,...
Sajak Pengumaan
Susastra, Travel

Sajak Pengumaan

04 Januari 2025 Datang di sana laksana mengulang perjalanan silam – Awal Januari 2022, manakala menelusur tanah Minahasa, bersua unsur-unsur jamak dibincang. Di sisi utara telaga tua penuh eceng gondok, kami membahas ‘mahwetik’. Kata itu dieja juga sebagai ma’ wetik, mahawetik, tenggara, atau tungkara. Mahwetik, tumbuhan penyembuh luka. Mahwetik bermakna memancar, disebut karena sifat buahnya yang ketika tua dapat meletup, memancarkan biji-biji yang menjadi benih. Anak-anak di kampung suka memanfaatkan buah yang telah meletus terbelah ruas-ruasnya lalu kuncup sebagai hiasan di kupingnya, anting-anting. Tumbuhan itu dikenal sebagai bunga pacar: Impatiens balsamina L. Datang di Pengumaan, semacam menyembuh luka, rindu yang sekian masa dipendam dalam pengembaraan… Oleh: Dera Liar Alam...
Sajak Kabut
Susastra

Sajak Kabut

26 Desember 2024 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Kabut di Wanua. KIRUNA mengenang wilayah bumi dengan malam panjang di mana Northern Lights joget di angkasa. Di Tromsø, di Svalbard, di Rovaniemi, di Lingkaran Arktik, di Siberia, di Yukon, di Barrow, di Prudhoe Bay, di Ilulissat, di Qaanaaq, di sana beku abadi. Apalah gigil di lereng Mahawu. Mabuk sejuk, mabuk kabut. Semalam berbagi cawan di celup Lokon. Kabut naik dari cela-cela ficus benjamina yang berkerabat dengan longusei. Aroma sabut kelapa dan batok dibakar ada di asap menari-nari enggan sentuh loteng dan taburan kembang api jauh di atas rimba kota. Bara, bercampur merah jinggga, kayu keras, batok dan kuang mengabu. Di Wanua, sabut kelapa itu disebut kuang, biasa dibuang saja. Padahal orang-orang memanfaatkan kuang sebagai...