Saturday, October 4

Tag: Tondano

Gugat Upacara Konde
Estorie

Gugat Upacara Konde

03 Oktober 2023 Anak-anak berebut buku baru, masyarakat instan menulis status kenyang lapar dan doa-doa kabur... Oleh: Daniel Kaligis Artikel ini dimuat di kelung.id - 21 April 2019 Gambar: Perempuan dan buku. Sumber gambar: www.businessinsider.de APRIL 21 TAK SEMUA bicara konde, seperti dibiasakan bertahun-tahun. Kawan saya Sus Yanti Kamil, sekarang tinggal menetap dan beraktivitas di Labuanbajo, Nusa Tenggara Timur, pada statusnya bercerita tentang ponakannya merajuk ketika tidak lagi menjadi ketua kelas. “Suatu kesempatan ketika kami sedang kumpul keluarga, adik saya, oom si bocah, meceritakan perihal tersebut. Si bocah langsung meraung-raung menangis dan minta agar kami tak membahasnya. Bertanyalah saya ke si bocah: kenapa kamu menangis? si bocah bilang, “ia malu, reputasin...
<strong>Gerilya Mesin Perang</strong>
Editorial, Opini

Gerilya Mesin Perang

04 Maret 2023 Interupsi masih sama, pasukan perdamaian terus saja menenteng proposal project dan senjata. Padahal, dewasa ini orang-orang sebenarnya sudah tak kaget lagi dengar desing mesiu, cuma prihatin bila perdamaian diselesaikan dengan mesin perang. Dan ini artinya perang memang tak pernah akan berujung bila tidak ada niat dari penguasa dunia yang tetap bermain di air keruh penindasan rakyat miskin tak berdaya. Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Edit patung bersenjata SUATU masa, 2016, kami diskusi gambar mesin perang canggih. Noon di Tea Bar, sambil menatap laut, kembali mengulang catatan diskusi waktu itu, saya ingin berbagi dengan anda saat ini. Nanti anda dapat membacanya di bagian bawah tulisan ini, setelah saya menggambarkan situasi tukar pendapat dengan para sahabat. A...
Interupsi GSSY
Budaya, Editorial, Guratan, Opini

Interupsi GSSY

20 Agustus 2012 Oleh: Daniel Kaligis “Bung Daniel, biar ley so tinggal di luar negeri, tapi sebagai almamater Perguruan KRIS, tetap tinggal bersama di hati. Kalau saja satu saat ada kesempatan untuk ikut sumbangsih membantu ‘memugar’ sekolah KRIS pasti akan saya lakukan.” — Rondonuwu Indra — Sydney, Australia The son of Jozias Ratulangi and Augustina Gerungan, both from wealthy, well-respected Minahasa families, Sam Ratulangi was born in Tondano, North Sulawesi, at the time a part of the Dutch East Indies. He was a gifted student, who after completing his studies in Tondano and Batavia went to Amsterdam in the Netherlands for further studies. He graduated from a teacher's college as a science teacher in 1915, studied for two more years at the University of Amsterdam, and in 1919 ear...