Saturday, December 21

Tag: Tomohon

Telaga Hijau di Atas Neraka Suci
Budaya, Travel

Telaga Hijau di Atas Neraka Suci

12 Februari 2022 Ribuan zaman orang-orang datang, silih berganti di telaga berwarna, saya punya tafsir sendiri tentang Linou ketika singgah dan menikmat hijau beningnya… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Danau Linou, 2018. Foto DAX. DI ALBERTA ada Waterton, tanah Minahasa punya Danau Linou. Saya mengejanya sebagai Linnouw Lake, dalam tafsir telaga di atas neraka. Dulu, di belantara sekitar Linou, menjangan berlarian di ilalang-ilalang liar, lalu satwa-satwa buruan itu hampir tidak kelihatan, walau sesekali bersua pemburu burung dan ‘puti ipus’ di rimbanya. Para ‘baret coklat’ serdadu Tengkorak Liar, pernah berkeliaran manakala pergolakan Permesta di sekitar Linou, belantara Tampusu-Kasuratan, hingga hutan gunung Lengkoan. O, iya. 'Puti ipus' itu adalah tikus berekor putih, pemaka...
Pasar Plural dan Mulia
Guratan, Susastra

Pasar Plural dan Mulia

01 Januari 2022 Pernah menerakan sajak dekat lokasi itu: Sekitar Linnouw Lake, berapa tahun silam adalah belantara, hutan seho, ladang jagung, palawija, ilalang, dan pinus. Surga awan-awan berganti saturasi di bening hijau. Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Mulia dengan latar Alfa Omega Tower di waktu senja. TANAH dan tumbuhan hijau, lambang kesuburan: orang-orang boleh menyaksikan itu ada di Wanua sepanjang tahun, saban musim. Penghujung tahun, hasil tanah subur itu lebih limpah masuk pasar rakyat. Ketika datang di tanah leluhur, saya singgah di situ. Pasar lebih ramai dari hari biasa, saban ujung tahun begitu. Ritual foto saya mulai, dan bertanya apa saja yang terbersit di benak pada mereka yang rela menjawab. Orang-orang mencari kebutuhan dan ...
Milu di Lereng Mapuneng
Budaya, Guratan, Susastra

Milu di Lereng Mapuneng

29 Desember 2021 Sejuk di sini kekal meski di musim kemarau. Ada saat angin badai menekuk tetumbuhan jagung, patahkan dahan ranting, namun harap terus ditabur dibaharui, semangat para tou di wanua. Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Makawale – Ladang jagung di bayang mendung Mapuneng – Ladang berlatar Mahawu & Masarang - foto: dax. DI DANGAU, wale kanaramen ne tou Remboken, yakni pondok di kebun, kami menikmati sore sejuk di Teneman nan kian dingin. Jimmy, Ferra, Jessy, Angky, saya. Kami disuguhi kopi di gelas tinggi, aroma khasnya menggoda indra penciuman. Cairan itu diseruput dari tepi gelas hangat, lalu uapnya dihembus menjauh. Adri, sang makawale, pemilik dangau, menunjukan butir-butir hasil panennya seraya bercerita. “Di situ, di sebelah at...
Semalam di Kuranga
Econews, Editorial, Guratan, Susastra

Semalam di Kuranga

22 Desember 2021 Susastra tua ada di teks, ada di dialog khas orang-orang Wanua: mereka ada dalam ruang, ada di jalan-jalan, ada di pasar-pasar. Dan, manakala susastra itu terlontar dalam dialog mereka, boleh jadi hal itu berlangsung tanpa sadar, spontan. Saya menyebut itu 'kanaramen'. Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Malam di batas Kakaskasen MEMBACA kabar ibu kota, menikmat isu di sekitar. “Kemang Raya sore ini, banjir. Sudah tidak dapat dilalui kendaraan. Super parah.” Begitu ditera Kafi Kurnia di beranda metaverse-nya, Senin, 20 Desember 2021. Obrolan banjir, longsor, abrasi, segala bencana jadi biasa di mana-mana tempat di bumi. Apa hubungan cerita banjir di ibu kota dengan situasi di Kuranga? Bagaimana pertaliannya – banjir dengan sastra? Angga...