Penggalan Mantera yang Tertinggal
01 Juni 2022
Di suatu petang, di sebuah gang, ketika Nunun, anak jalanan Cempaka Putih kehilangan adiknya, 1997
Oleh: Emmy Sahertian
Penulis berkegiatan di Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika
Gambar: Ilustrasi – Dera Liar Alam
AKU membaca mantera sila-sila perkasa itu, sambil membuai adikku terbungkus kain kumal nan lapuk, ketika mengorek gundukan sampah itu...
Ada kertas bertulis:
Ketuhanan yang maha esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Terhenti di sini, sepenggal kata terakhir tertinggal, tak sempat kubaca karena adikku menangis pilu.
Kembali kubaca mantera sila-sila perkasa itu lagi, sambil menggendong adikku yang masih menangis menunggu ibu bapakku pulang dari menco...