Thursday, November 21

Tag: Peluru

Kredo Bulan
Susastra

Kredo Bulan

15 Desember 2023 Bear moon, tapi kami tak beruang. Maksudnya bukan tentang sang beruang – ursus, berbulu tebal, bercakar, bermoncong, dapat berdiri. Tentang ketiadaan. Tak punya nilai yang dapat diperjual-belikan, tak dapat ditukar sajak puisi: pergelutan teori telah dituduh sesat oleh rasul-rasul lapar persembahan mengatasnamakan tuhan segala hantu. Mereka, passobis bergentayangan mimpi keberuntungan menggandakan uang dengan segala muslihat hadiah nanti terima setelah sejumlah syarat dipenuhi… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Jemuran rotasi sembilan puluh derajat dan purnama pada suatu ketika DI BELAKANG bumi, kawan menera ‘sturgeon moon’, bulat sempurna sebagaimana berkas-berkas yang dituduh hilang ternyata kekal. Saya, dalam perjalanan sore di Sunset Quay menulis ‘wolf moon’ y...
Musim Perang
Susastra

Musim Perang

29 Oktober 2023 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: You need to know | Source: tbsnews.net – Reuters RESOLUSI nomor sekian itu buntut kekerasan sporadis berabad-abad — tewas, bukan berita: evakuasi – terusir atau hancur. Rilis data korban tentu bersama asap dan bendera-bendera. Modernism memangsa diri sendiri, toko, pabrik, pemukiman, kabinet perang malah berdiri. Nama-nama kota, nama-nama barisan – di tanah kami nama jadi urusan bisnis, dan jadi lahan cari sumbangan ternama kotak-kotak. Gaza seperti diasah, makin runcing, kian tajam. Propaganda. Sini hancur, sana bersorak. Sana hancur, sini bersorak. Semua alot, dan a lot. Banyak dukungan. Duhai, ayat-ayat suci mengabar kereta perang serang. Deklarasi dianggap suci mulia dikawal kaki dan tangan bersenjata siap memangsa bangsa-ban...
<strong>Bola Menabrak Mata</strong>
Budaya, Esai

Bola Menabrak Mata

24 November 2022 Oleh: Dera Liar Alam Editor: Parangsula Gambar: Perempuan, kelamin yang dibola BELUM mulai pergulatan, kau sudah memilih kalah, menunjuk kaki-kaki lelah, patah. Biar saja, bendera-bendera tetap berkibar di tanah pemujanya diiring peluit panjang kebimbangan, orang-orang berlari mengejar gagasan pola, bola-bola menabrak sunyi. Bebas, bebas, bebaskan…!! Kelamin-kelamin berpasangan, bertutur pertandingan diulang tadi subuh. Matahari adalah lampu-lampu yang tidak kenal terbit-tenggelam, selalu nyala, bakar waktu. Bola-bola politik, menggelitik diusik berisik mengiris sisa-sisa harap yang miris. Kemudian, orang-orang terbanting diurusi regulasi negeri ngeri. Demokrasi katanya, urusannya investasi berdalih tukang tagih darah daging dan lendir. Darah, darah, darah, dar...