Thursday, April 24

Tag: Orang-Orang

Fiksi Minggu
Susastra

Fiksi Minggu

13 April 2025 Anna suatu Minggu menembang di bawah awan, di bayang langit-langit tafsir. Kami – yakni dia dan saya – berdiskusi sambil mengarang sajak keyakinan hukum. Dikira mapan, padahal kontrak, yaitu hukum saban waktu dapat direvisi, dapat diamandemen, dapat batal. Kontrak dibaharui sebab ada kondisi yang dianggap berubah. Sementara ‘tafsir disangka benar selamanya’ telah menganggap huruf-huruf tebal dogma tak lagi terbuka dipertanyakan, diinterpretasikan. Hukum dapat batal demi hukum. Oleh: Dera Liar Alam DI BAWAH LAMBANG sesembahan ribu tahun, panggung begah di depan ummat khusuk pikir menerawang, kawan dari Wanua bersabda: “Derita, dia digantung penuh luka menanggung dendam darah.” Ummat mendesis, listrik padam, babad subsidi digoyang permainan penunggang harga semau ani...
Dongeng Tiga Bait
Esai, Susastra

Dongeng Tiga Bait

22 Februari 2023 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Teach me your path. USAI berbaring lima jam, Mamiek sudah mandi, sudah berkumur, rapi dan wangi, lalu pasang status di medsos. Sama seperti tetangga sebelah, Rohana, biasa disapa Han. Pasang status agak stress, “Pasti disembuhkan.” Walau, mati ternyata juga pasti. Iman, kerabat Han menggigau, itu ujung erangannya sebelum usianya diam seterusnya. Suara toa ‘renung pagi’ dibantai deras gemuruh badai. Hujan mengetuk-ngetuk atap rumah di kota sejuk sebab angin tengah musim. Orang-orang bangun terlalu dini mengemas cemas. “Yang buta melihat.” Tukang sulap berteriak memaki umat. “Amen!” kata orang-orang kudus, dibalas, “Amin.” A minus, angka terpaksa waktu kuliah belajar kebenaran-kebenaran relatif. Buta hati paling banyak kaumnya. Kalau...
<strong>Berkongsi Kenangan</strong>
Editorial

Berkongsi Kenangan

20 Februri 2023 Pernah, ambang malam seorang ibu muda datang di depan rumah, wajahnya lusuh. Bercerita panjang lebar tentang pekerjaannya, tentang kerabatnya yang sakit dan ia ingin menebus harga obat. Saya memberi seberapa yang ada di saku. Dia minta lagi. “Saya kerja di jalan Gunung Nona, besok saya kembalikan uang itu, anggap saja pinjaman,” urai perempuan muda itu dengan tangis tertahan. Meminjam dari kawan, saya memberinya sebagai penghiburan dan kenangan buat dirinya yang kerap menghitung jumlah setorannya seraya menyelipkan beberapa receh di kantong tak terdeteksi... Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Keramaian di desk pembayaran dekat pintu masuk-keluar. LOGIKA masker itu sebenarnya tidak berguna di mall, di restaurant, di kafe di mana saja di public space, bila yang datang...