Tuesday, November 19

Tag: KRIS

Nama-Nama Mangsa Perang
Estorie, Guratan, Opini

Nama-Nama Mangsa Perang

03 Maret 2019 Saban hari ada lebih dari empat ratus lima puluh anak terbunuh karena perang dan pertikaian… Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis DUHAI SEPERDUA malam, ngobrol dan saling tertawa. Wailan dan saya selalu punya obrolan tentang kenangan Maret, KRIS, ‘Serangan Oemoem’, Permesta, Wanua atau kampung, dan filosofi-filosofi. “Torang pe leluhur ada yang tinggal di luar angkasa, so itu tu tou Minahasa berani di segala medan,” ringkas Wailan seputar ethos, logos, pathos tou Minahasa. Saya menyinggung peristiwa. Pada 01 Maret 2018, ada seribu lima ratus bambu runcing tertancap di Monumen Jogja Kembali, mengenang juang sudah silam. Dia lalu membantah apa yang saya sebut pada bait di atas itu, “Nyaku pe papa cerita, suraro KRIS, dalam hal ini pada masa perjuang...
Interupsi GSSY
Budaya, Editorial, Guratan, Opini

Interupsi GSSY

20 Agustus 2012 Oleh: Daniel Kaligis “Bung Daniel, biar ley so tinggal di luar negeri, tapi sebagai almamater Perguruan KRIS, tetap tinggal bersama di hati. Kalau saja satu saat ada kesempatan untuk ikut sumbangsih membantu ‘memugar’ sekolah KRIS pasti akan saya lakukan.” — Rondonuwu Indra — Sydney, Australia The son of Jozias Ratulangi and Augustina Gerungan, both from wealthy, well-respected Minahasa families, Sam Ratulangi was born in Tondano, North Sulawesi, at the time a part of the Dutch East Indies. He was a gifted student, who after completing his studies in Tondano and Batavia went to Amsterdam in the Netherlands for further studies. He graduated from a teacher's college as a science teacher in 1915, studied for two more years at the University of Amsterdam, and in 1919 ear...