Sunday, November 24

Tag: Biru

Kabut Turun di Meja
Susastra

Kabut Turun di Meja

17 Maret 2024 Oleh: Dera Liar Alam GELAS putih berkabut putih di seberang labuhan nun jauh Lensa memerangkap hijau dan biru Kampung berserak hunian anak-anak muncul dan hilang di antara dahan Dan jutaan biru gradasi bersambung teluk, awan, langit, samudera… Collocalia vestita bersarang entah di gua entah di kolong labuhan Visir senapan menggambarnya sekali sentak badai sasar letak otaknya Biru hitam putih berdarah… Kabut turun di meja bersama catatan murka, bengis, merah, asap Mezbah bersusun batu-batu, tanah air, dan tiang bendera Keramat sudah dimetrai dalam tafsir… Kita bercinta ilusi dilabur warna: badan, jiwa, gerak, geliat Dari meja pindah ke dipan – kabut bersetubuh nyawa Di atas nyawa... Badan berkeringat tafsir kejadian keramat Keluaran keluh dan luapan lava Gunung-gunu...
Melukis Telukmu
Foto Pilihan, Susastra

Melukis Telukmu

29 Oktober 2023 Oleh: Dera Liar Alam ADA biru yang digumuli putih awan-awam, dan embun jadi kelabu di relung kampung-kampung di bayang hijau kelapa dan mangrove. Semak-semak telah kering hanyut di pantai dimainkan tarian arus, jauh dihela ombak ke tengah samudera. Anak-anak bernyanyi tentang tinta, cinta yang dituang dalam lubuk bumi. Siang itu awan bertaburan membentuk gumpalan di atas atap, di sana memandang air berbatas ufuk. Tak ada kuas melebur kelabu bening menyebarkan putih dan cahaya. Hanya dayung nun jauh di sana di mainkan anak-anak debarkan riak jadi lukisan di bawah saturasi langit mengendapkan proporsi biru kental sekian saat, lalu berubah dari waktu ke waktu. Bila malam datang, ramai merah kuning lampu-lampu para penangkap mengabarkan musim kelahiran, dan gambar bert...
Bara
Foto Pilihan

Bara

27 April 2023 Oleh: Dera Liar Alam KAMI di karang terjal, di jurang yang sebagian hutan pantainya telah ditanduskan untuk surga pasir putih. Dari sini memandang Bira nan biru, Lemo-Lemo di sisi lainnya, lensa hadap Liukang Loe dan arus ombak ditampar angin deras. Bara itu cerita, air asin seumpama kaca bening memantulkan langit sepanjang musim. Rerumput, pohon-pohon, disinggahi berbagai materi sisa adab adat instan, tangan-tangan melempar sisa dan siksa. (*)
Langit Biru
Susastra

Langit Biru

07 Oktober 2022 Kode 84. Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Gambar: Biru di barat Kebayoran, Foto DLA Ketika biru luntur dari langit itu Kau persaksikan aku di sana melihatnya Kau berkata, cukup Tak ada langit kedua setelah ini Aku tak bisa menahan untuk tidak menangis Pada dunia yang terlanjur kucintai ini Buku-buku tertata rapi di rak dan lemari Harum tubuh kasihku yang membuatku rindu Juga peperangan atas segala sesuatu yang kita yakini sebagai kebenaran Bagaimana aku menghindar dari hal-hal biasa, rutinitas sehari-hari Walaupun banyak kesedihan yang terjadi Aku tak kuasa untuk mengatakan tidak pada dunia ini Aku mencintai tempat pertama Aku merasa ada Ketika cahaya membawaku jauh sekali Aku masih menangis tersedu Seperti saat pertam...
Biru Beku
Susastra

Biru Beku

30 Agustus 2022 Bila bersua di bawah rembulan sepotong, mengulang janji kerontang, bilang saja: selamat tinggal kenangan, selamanya… Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Editor: Parangsula RUANG biru itu sungai di bayang langit, pepohon rumbia sepanjang tepi, menghalau deras badai pretensi dibalut persepsi berita. Walau demikian, cinta telah melunasi caranya agar fakta memegang kendali. Meski orang-orang dan situasi merombak titian ke arah pertapaannya… Cinta di jiwa tak dapat dihenti, apapun alasannya. Bila nanti sia-sia menanti, relakan usai. Entah jiwa menyeruak memanggil beku… Jiwa biru nan kudus itu telah dikhianati, membikin hati luka hampa. Biru kudus itu telah cemar, dialiri nista. Apa keliru biru membingkai rimba? Deras telah memangkas diri di tepi se...