Sunday, December 22

Lagu Presisi dan Fenomena Gunung Es Mafia Tanah


07 Agustus 2021


Oleh: Ridwan Basri, SH, CLA
Penulis adalah praktisi hukum


Editor: Dera Liar Alam


MEMBACA kabar, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., mengintruksikan jajarannya membentuk Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Tanah. Menyusul kritik masyarakat luas bahwa di masa kepemerintahan Joko Widodo, polisi telah kembali menjadi alat penguasa saja.

Namun, saya punya opini lain dari apa yang dikemukakan masyarakat umum. Saya percaya bahwa ada personil-personil kepolisian yang dapat dipercaya.

Kapolri sudah menegaskan langkah-langkah untuk memperbaiki citra kepolisian di negara ini. Komitmennya uenjadikan Polri sebagai institusi yang prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan. Menjamin keamanan untuk mendukung program pembangunan nasional. Menjaga soliditas internal. Meningkatkan sinergisitas dan soliditas TNI Polri, serta bekerjasama dengan APH dan kementerian atau lembaga untuk mendukung dan mengawal program pemerintah. Mendukung terciptanya ekosistem inovasi dan kreatifitas yang mendorong kemajuan Indonesia. Menampilkan kepemimpinan yang melayani dan menjadi teladan. Mengedepankan pencegahan permasalahan, pelaksanaan keadilan restoratif dan problem solving. Setia kepada NKRI dan senantiasa merawat kebhinnekaan.

Potret perbaikan citra itu sementara kita semua masyarakat saksikan. Pada sisi yang sama masih banyak kasus yang akan ditangani dan menjadi kerja besar bersama dengan segenap masyarakat untuk terus menerus berbenah.

Kemarin, Jumat, 06 Agustus 2021, saya sempat menghadiri Gelar Perkara Khusus di Ruangan Gelar Ditreskrimum, Polda Sulawesi Selatan. Dalam kesempatan itu saya memberi sedikit argumen hukum terhadap kasus mafia tanah yang terjadi di kabupaten Gowa. Secara umum saya menilai kepolisian memang sementara berbenah, dan terus melakukan upaya perubahan.

Kita tahu bersama, persoalan mafia tanah di berbagai tempat memang masih menggunung. Ada banyak kasus yang belum tuntas. Kepolisian punya target yang akan dikerjakan selama tahun ini. Sejumlah kasus mafia tanah dengan fenomena gunung es.

Mencermati lirik Polri Presisi, kiranya semangat ini boleh diketahui semua masyarakat:


Kami Polri Presisi setia melayani masyarakat Indonesia, selalu berinovasi memajukan teknologi kepolisian modern demi bakti pada negeri darah setiaku untuk Indonesia: Prediktif, responsibilitas, transparansi berkeadilan setia berbakti bakti untuk negeri. Polri Presisi Polri Presisi wujud dari aspirasi harapan masyarakat semua terhadap kami. Kami Bhayangkara melangkah dengan pasti wujudkan harapan bakti setia kami pada negeri Polri Presisi untuk Indonesia.


Seperti itu.

Mudah-mudahan semangat itu tidak hanya sebatas lagu. Fenomena gunung es berbagai kasus harus dituntaskan, bukan sebatas target di atas kertas. Bukan semata propaganda di berbagai berita bahwa kita semua bekerja, untuk Indonesia.

Sebagai praktisi hukum, kami mengapresiasi langkah Polda Sulawesi Selatan dalam hal pembentukan Satgas antimafia tanah. Secara nasional Satgas telah terbentuk sejak Februari tahun ini. Kami di Sulawesi Selatan berharap agar satgas yang sudah dibentuk boleh efektif dan responsif terhadap segala bentuk keluhan serta aduan masyarakat. Agar semangat presisi polri terejawantahkan dan terealisasi. (*)


Untuk verifikasi, hak jawab selalu diberikan kepada semua pihak terkait informasi dan pemberitaan.


1 Comment

Comments are closed.