09 Oktober 2020
Oleh: Dera Liar Alam
Diramu dari berbagai sumber
Gambar: Demonstrator carrying a flag bearing an image of Cuban revolutionary Che Guevara at an antigovernment rally in Bangkok, 2010.
Sumber Gambar: britannica — David Longstreath/ AP Images
ERNESTO Che Guevara, pejuang revolusi, dokter, penulis, pemimpin gerilyawan, diplomat, dan pakar teori militer Argentina berhaluan Marxis, 09 Oktober 1967 dieksekusi mati.
Richard Willoughby Gott, jurnalis dan sejarawan Inggris, dalam ‘Green Beret behind the capture of Che Guevara‘, menyebut, medio 07 Oktober 1967, seorang informan memberitahukan kepada Pasukan Khusus Bolivia lokasi perkemahan Guevara ada di jurang Yuro.
Pagi, 08 Oktober 1967, mereka mengepung kawasan tersebut dengan dua batalion yang berjumlah 1.800 tentara dan mereka pun bergerak ke jurang tersebut. Di tengah berkecamuknya pertempuran, Guevara terluka dan ditangkap saat memimpin detasemen bersama Simeón Cuba Sarabia. Jon Lee Anderson — melaporkan catatan sersan Bolivia, Bernardino Huanca, bahwa saat Rangers Bolivia mendekat, Guevara telah tertembak dua kali, dan pistolnya sudah tidak berguna lagi, sehingga ia menjatuhkan senjatanya sebagai tanda menyerah dan berteriak kepada para pasukan: “Jangan tembak! Aku adalah Che Guevara, aku lebih berharga bagi kalian dalam keadaan hidup daripada mati.” Seperti itu ditulis Jon Lee Anderson dalam ‘Che Guevara: A Revolutionary Life’.
Dalam ‘In Cold Blood: The Execution of Che by the CIA’, ditulis Michele Ray di Ramparts Magazine, Maret 1968, berikutnya dalam tulisan Will Grant di BBC News, ‘CIA man recounts Che Guevara’s death’, menyebutkan yang mana pada pagi berikutnya, 09 Oktober 1967, Che Guevara minta dipertemukan dengan Julia Cortez, guru berusia 22 tahun di desa tersebut. Cortez bilang bahwa ia menganggap Guevara sebagai lelaki yang tampak ramah dengan pandangan sekilas yang lembut dan ironis, dan saat mereka saling berbicara ia tak dapat menatap matanya karena tatapannya tak tertahankan, menusuk, dan begitu tenang. Bincang singkat, Guevara membahas kondisi sekolah yang buruk, dan ia mengatakan bahwa itikad untuk mendidik para pelajar dari golongan campesino di dalam sebuah bangunan dengan kondisi seperti itu merupakan hal yang anti-pedagogi, sementara para pejabat pemerintah mengemudikan mobil-mobil Mercedes. Guevara tegaskan, “Hal itulah yang berusaha kami lawan”.
Hari itu, René Barrientos, Presiden Bolivia, perintahkan Che dibunuh. (*)