Saturday, January 11

Susastra

Ara Bunna di Lereng Sirung
Politik, Susastra

Ara Bunna di Lereng Sirung

08 Februari 2024 Suatu malam di warung tepi laut saya menulis sajak: Kabir malammu, bintang kelana di atas laut hitam arus menampar. Empat lelaki duduk di pemecah gelombang, obrolannya tanjung: Tanjung Abila, Tanjung Warpandai, Tanjung Kalisalang, Tanjung Hambaroi. Penyadap nira lelah, diam, bicara dengan dirinya di bawah pokok lontar. Entah siapa, mereka dari titik biru, darah mendidih seberangi sejumlah negeri, membangun dermaga, menulis cerita. Puisi tentang asap yang tak pernah genap dan tak kunjung tamat, senantiasa kumat… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Sampan, anak-anak laut, dan gunung yang membayang. ARA BUNNA itu asap, kosakata dalam dialek Lamma. Senja terik di Kakamauta, kami di persimpangan arah Lamma, sepanjang pagi dan siang menyusur tepi Munaseli ke Baranusa, jal...
Malam Buta
Susastra

Malam Buta

02 Februari 2024 Oleh: Dera Liar Alam MENDERAP di tikung malam buta dan gelap: Nafsi Basi Sandiwara Hitam Putih Meneteslah... Sungai Samudera Kering Fatal Bebal Kesal 2010
Kucing di Rumah Bertingkah
Politik, Sains, Susastra

Kucing di Rumah Bertingkah

19 Januari 2024 Kucing di sini tidur di bawah mobil mewah, depan toko-toko dan ruko dalam pemukiman. Mereka mondar-mandir angkuh, kawin mawin saban saat, berteriak mengeong berpesta membangunkan subuh manakala tambur berganti suara toa tak kunjung usai siang sore malam… Oleh: Dera Liar Alam RUMAH bertingkat, kucing tidur di atapnya siang malam. Riuh kendaraan tidak dianggap, tikus berseliweran, cuek saja. Maka, dibuatlah perangkap, bukan untuk kucing. Namun, perangkap telah dirusak. Penghuni perangkap tak mau tersisa dalam kurungan, kawat-kawat yang dirangkai mengait kawat yang lebih besar kokoh digigit sampai putus. Bibir dan mulut berdarah, biar saja, tidak peduli, supaya celah boleh terbuka, jalan lari terkuak, agar diri boleh bebas. Dia melompat menerobos lorong dapur dari b...
Banjir Kampanye Setan
Susastra

Banjir Kampanye Setan

04 Januari 2024 Kalkulasi berapa banyak janji di zaman silam yang telah terpenuhi sekarang, semisal: fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara. Sumpah yang digariskan undang-undang sebagai amanat ditujukan pada penyelenggara negara, namun terus diingkari. Miskin tetap berderet, dan paling santer isunya adalah miskin cara pandang… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Hujan di Luar Kaca ORANG-ORANG gila diguyur hujan, saya menulis sajak: berkeliling kota, di jalan Garuda, kemudian ke arah W.R. Supratman, A.A. Maramis, Samrat, membaca nama-nama, kenal? Mungkin, bila mereka ngaku berteman. Spanduk-spanduk di bawah rindang, di lokasi sorot mata gampang pandang. Ini sajak kota — Coba hitung janji tertera dalam media kampenye: berjuang bagi kepentingan rakyat. Rakyat mana? Membela ...
Revolusi Kopi dan Pesta Sastra
Budaya, Susastra

Revolusi Kopi dan Pesta Sastra

31 Desember 2023 Ide mencuat, lalu bersua, Steleng Mawale 2010. Beberapa tahun kemudian menulis – rancu, bias, kata diperguncing sebab negeri sekian lama diwajahkan sistem terpusat. Susastra mesti dari ibukota negara, tidak. Kata, value yang berakar dari mana huruf-huruf itu berawal, bebas merdeka. Saya refrasa keyakinan itu dari wanua, tanah Minahasa 2018. Oleh: Dera Liar Alam PESTA Sastra di Tanah Leluhur 2010: bincang kami politis, memilih huruf sama seperti pilih menu, ini pun politis. Hari ini masih sama, bersama kopi berrevolusi. Gambar dan video selalu lebih menarik daripada text, tiba di 2018. Kopi memang nikmat, kenangan perbudakan — budak sejarah, budak teori, budak text. Dan kita merdeka menyapu semua tatapan. Nanti tengah malam Tomohon semakin dingin, diskusi kita t...
LIANG
Susastra

LIANG

26 Desember 2023 Oleh: Agustinus Abraham Penulis tinggal di Jakarta Editor: Parangsula Gambar: Pintu serupa liang SUARA derak pintu terpental hingga ke telinga Dari lebat semak maut Turun ke perut Sampai berlumut Hingga sunyi datang memagut Aah… Gerimis yang resah Meski notasi beralun dari alur hidup yang basah Setelah doa-doa bertampik punah Dan malam baru saja menenggelamkan musafir yang baru bisa ceramah. Kubakar saja rokok tanpa cukai sambil mengurapi resah Dari sabda-sabda yang merintih di antara tumpukan pesta-pora. Rawamangun, 25122010
Arah Juang Melawan Tergusur di Kebun Terakhir
Hukum & Kebijakan, Opini, Susastra

Arah Juang Melawan Tergusur di Kebun Terakhir

22 Desember 2023 Hanya tafsir: panggung rakyat itu luka, dan terus didesak kekuasan dan modal dan seterusnya; Seperti itu gambar dalam renung – panggung jalanan – New York 1909, apokrifa di Petrograd, sebagaimana ditulis Temma Kaplan dalam ‘On the Socialist Origins of International Women's Day’, bahwa beredar di lingkaran internal para kolomnis Prancis, yang mana ada seorang perempuan buruh pabrik tekstil melakukan demonstrasi pada 08 Maret 1857 di New York. Bukan, bukan itu. Oleh: Dera Liar Alam Editor: Parangsula Gambar: para pemantik di panggung BUKAN apokrifa yang itu. Sejarah perempuan adalah perjalanan maha panjang, dan malam ini, 21 Desember 2023, dia ada di pentas ‘Arah Juang’ di Jl. Manguni Raya – Tikala, Malendeng, di lantai empat Gedung Teater IAIN Manado. Dia Oma ...
Kredo Bulan
Susastra

Kredo Bulan

15 Desember 2023 Bear moon, tapi kami tak beruang. Maksudnya bukan tentang sang beruang – ursus, berbulu tebal, bercakar, bermoncong, dapat berdiri. Tentang ketiadaan. Tak punya nilai yang dapat diperjual-belikan, tak dapat ditukar sajak puisi: pergelutan teori telah dituduh sesat oleh rasul-rasul lapar persembahan mengatasnamakan tuhan segala hantu. Mereka, passobis bergentayangan mimpi keberuntungan menggandakan uang dengan segala muslihat hadiah nanti terima setelah sejumlah syarat dipenuhi… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Jemuran rotasi sembilan puluh derajat dan purnama pada suatu ketika DI BELAKANG bumi, kawan menera ‘sturgeon moon’, bulat sempurna sebagaimana berkas-berkas yang dituduh hilang ternyata kekal. Saya, dalam perjalanan sore di Sunset Quay menulis ‘wolf moon’ y...
Dia, Kamu, Senja, dan Laut
Susastra

Dia, Kamu, Senja, dan Laut

11 Desember 2023 Oleh: Dera Liar Alam BEREMPAT kami: dia, kamu, senja, dan laut. Kemudian gulita tiba ditaburi rona, anak-anak malam memesan cairan di cup plastik dan kertas untuk difoto sebagai pajangan di statusnya, kami juga melakukan hal sama. Pertengahan tahun silam saya menulis sepotong 'lead', begini: "Orang-orang datangi suatu tempat, melihat tempat itu baik bagi mereka melangsungkan hidup, lalu mereka menetap di sana." Vodka tersisa, kira-kira dua tiga cangkir. Campur koffie enak kayaknya, sambil nulis sajak dan resume. Tadi, manakala susuri tepi S.Q., dengar deru gelombang menghantam bebatu, kami obrolin destinasi: Bali, Apparalang, Daulu Mt, Bonerate, Banda Neira, Waingapu, Raja Ampat, Pattaya, Tuur Maasering, Batam, Singapore. Kami bergeser dari satu kafe ke kafe lai...
Aku Menanduk Angin
Susastra

Aku Menanduk Angin

26 November 2023 — Mengenang sahabatku yang telah pergi untuk selamanya karena HIV dan AIDS — 25 November 2011 Oleh: Emmy Sahertian Penulis adalah Aktivis Berkegiatan di Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika JASAD lunglai sedikit bernyawa itu rebah di pelataran hati-hati yang dermawan, berharap belas kasihan mengisi setengah nyawanya yang sudah mulai bebas terbang… Namun, mereka bilang… “Bantuan berakhir sampai di sini,” Di batas batas sunyi mencekam. Dengan sedih kulipat saja tilam;tilam kemanusiaan itu karena sudah tak terpakai lagi. Sementara tali-tali maut mengerat daging menyusut, belulang kering itu menguras habis serpihan asa yang tenggelam bersama langit kelam menghitam. Hidupnya tinggal sepelempar batu di situ. Di ranjang sempit gerah dalam erangan pilu… “Aku lelah,...