Saturday, December 27

Susastra

Baru Terasa
Budaya, Susastra

Baru Terasa

12 Juli 2022 Oleh: Dini Usman Penulis adalah pelukis dan penulis Gambar: Mendung di sisi Kali – Foto Dera Liar Alam Kehilangan benda Bisa dicari Jika tak dapat? Bisa diganti Kehilangan karib sejati Ke mana ditemui? Di dinding facebook? Di galeri foto? Di balik selimut? Di meja makan? Di dapur? Di ruang tamu? Di tempat tidur? Di puncak perbukitan? Di lembah? Di sungai? Di dasar lautan? Di kuburan? Tidak kutemukan Cuma keheningan Ketiadaan Kepada laut telah kusampaikan Kepada hujan kunyatakan terang-terangan Kepada pekat malam kuteriakkan Kepada angin yang berisik sering kuceritakan Kepada tangis yang rentan pecah kuperdengarkan Sayang... Pada jejak langkah Saat bahagia Saat siksa mendera Ternyata cinta perekat ajaib istimewa Memudahkan segala-galanya Ah, Memang cinta aku sam...
Tentang Rindu
Susastra

Tentang Rindu

03 Juli 2022 Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Suatu waktu, Entah pasir dan nyare bersua asin, Beta itu masih nyaku Sesiapa berjibaku buku Mantera dibaca maruku Lembar-lembar tanpa sampul diproduksi mesin yang membunuh senja dan pagi keemasan... Gelombang pasang mendebur sunyi Terus dalam gema Sepanjang abad Menanda rupa wajah luka... Deuz mengulang erang camar Bersiul panggil arwah pemberontak Meretak ketul awan Agar gerimis Agar badai Menyapu hutan Hancur batu Dan Pasir Panjang hilang rupa oleh tiang tembok pancang buku-buku segala teori suku Suatu waktu Kita bersua rindu Semesta cinta yang tak pernah baku Pasir Panjang – Kota Lama, 03 Juli 2020
Setelah Panen
Budaya, Susastra

Setelah Panen

29 Juni 2022 Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Gambar: Pematang nan sunyi. Sore di Oesao, Kupang Timur. PANEN tiba pada musim kedua, hembusan angin musim ketiga menggugurkan daun-daun. Kau berdiri di pematang, cahaya sore jatuh pada tubuhmu. Pandangan matamu menyimpan kebahagian, akankah ini terus berulang? Tumpukan jerami kau bakar sore ini, menjadi asap yang hilang ditiup angin. Keringat yang jatuh dari tubuhmu telah tumbuh menjadi tumpukan padi di pematang. Ketika hari telah surup, gelap semakin jelas kau lihat pada hamparan tanah ini. Apa yang kau harapkan menjadi kenyataan, sebab itukah manusia bahagia? Pada hujan yang tak lagi kau rindukan juga kemarau yang tak lagi kau sesalkan, malam ini, aku dengar kau meminta — tuan, aku ingin tet...
Kontemplasi Luka
Susastra

Kontemplasi Luka

21 Juni 2022 Oleh: Jamal Rahman Penulis adalah penyair penulis Ketua KPU Bolaang Mongondow Timur Gambar Model: Novia Bachmid – Foto by Jamal Lokasi: Hutan Kota Tutuyan Gear: Canon 550D, 50mm f/1.4 LUKA memang harus dilupa Meski jalan melupai adalah: membuka luka sama Sebab terik kisah kita tertawan bayang sejarah Dan cermin kenangan hanya sedikit memburamkan kepedihan 02 Juli 2019 (*)
Jangan-jangan Saya sendiri juga Malling
Budaya, Susastra

Jangan-jangan Saya sendiri juga Malling

21 Juni 2022 Karya: Taufiq Ismail Dibaca Deddy Mizwar Oasis, 19 Juni 2010 KITA hampir paripurna menjadi bangsa porak-poranda, terbungkuk dibebani hutang dan merayap melata sengsara di dunia. Penganggur 40 juta orang, anak-anak tak bisa bersekolah 11 juta murid, pecandu narkoba 6 juta anak muda, pengungsi perang saudara 1,5 juta orang, VCD koitus beredar 25 juta keping, kriminalitas merebak di setiap tikungan jalan dan beban hutang di bahu 1600 trilyun rupiahnya. Pergelangan tangan dan kaki Indonesia diborgol di ruang tamu Kantor Pegadaian Jagat Raya, dan di punggung kita dicap sablon besar-besar: Tahanan IMF dan Penunggak Hutang Bank Dunia. Kita sudah jadi bangsa kuli dan babu, menjual tenaga dengan upah paling murah sejagat raya. Ketika TKW-TKI itu pergi lihatlah mereka...
Imigrasi
Internasional, Susastra

Imigrasi

21 Juni 2022 [Haibun] Oleh: MiRa Roe Penulis adalah sastrawan penulis Gambar: Rembulan di senja hari, Amstelkade – 25 Mei 2010 Di balik cadar Mulutnya komat-kamit Begitu pucat Hidangan makan malam, berisi kepedihan Ah…, kisah pahit, tak bisa lupa Beranjak dari duduk, Dia terhuyung-huyung. Tak ada yang peduli. Hari kerjanya, dijerat krisis Kemiskinan membukit Kesenjangan sosial Menuai kebencian Kelahiran imigran diperbudak! Uang dan kekuasaan menjadi bencana kejahatan manusia Keindahan sayap kupu-kupu dicukur, terkubur dalam usia kepompong. Orang kaya tidak membayar tenaga kerja kita Bunga uangpun hasil rampasan kekayaan alam, yang dimiliki nenek moyang kita. Kelaparan waktu tak pernah mati Di kegelapan, awan kelabu, menyelimuti bulan Tenang, menyapa aneh, : “Jangan berdir...
Laut Misteri
Susastra

Laut Misteri

21 Juni 2022 Oleh: Dera Liar Alam 2010 Peluk malam tiba Laut mengendap sebuah misteri Bakung telanjang di bebatu Nyanyi nafsi basi Hanya setangkup Tunggu pagi kembali (*)
Menunggu Lyn ketika Pulang Sekolah
Budaya, Susastra

Menunggu Lyn ketika Pulang Sekolah

09 Juni 2022 Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Gambar: Tunggu di tepi jendela HUJAN berhenti hari telah sore, kabel-kabel listrik basah, di perempatan jalan, di sebelah taman yang tak ditumbuhi bunga. Kita menunggu. Angin tergesa untuk pergi. Sebelum memulai percakapan. Daun-daun jatuh. Sambil berdiri aku rasakan dingin. Tak juga lewat apa yang kita tunggu. Menit demi menit menjadi jam, seragam kita masih basah. Aku tau di matamu ada diriku yang diam. Sebelum Lyn datang, ada yang harus aku katakan. Ketika Lyn datang. Sore gugup, di hadapanmu. Sepanjang perjalanan pulang. Aku diam sambil memandang. Aku tak pernah siap mengatakan apa yang ingin kau dengar. Hari ini pada taman yang dipenuhi bunga. Sore telah sepi untukku. Waktu berjalan sing...
Di Bayang Luna
Susastra

Di Bayang Luna

06 Juni 2022 Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Air sungai menjadi tembaga Mendung turun di kaki langit Hutan ungu seperti dasar samudera nan kelam... Suatu ketika Musim bunga tiada lagi Bocah-bocah menangis: Love is a war, love is a battle... Kita, bercinta dalam api Lalu benih-benih teori menjelma setapak politis tak berujung, Huruf-huruf sudah ditenun untuk cacimaki; Doa-doa seragam, memahat laknat bagi anak-anak turunan kita, Kemudian kita menamainya investasi... (*) Sky Garden, 07 Juni 2014
Di Taman Bermain Malam itu
Budaya, Susastra

Di Taman Bermain Malam itu

02 Juni 2022 Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Gambar: Ujung senja di suatu taman SORE ketika matahari ingin pergi, para pedagang datang. tanpa diminta menata gerobaknya. Pop ice, cilok, sempol, martabak telor, aku lupa, apa saja di sana. Ada yang menunggu, keramaian datang ke sini. Bila malam semakin dekat. Datang tenang dalam dadanya. Di bawah sinar lampu merkuri yang menyala. Bau aspal terlindas roda. Ia sambut gembira. Aku hanya jarak yang mengamati tanpa merasa. Seperti hidup apakah ini mimpi. Di antara suara odong-odong, juga kegembiraan anak-anak bermain di istana angin. Aku tak bisa kembali menjadi anak-anak lagi. Hidup telah payah berulangkali. (*)