Friday, January 10

Susastra

<strong>Bulan Retak</strong>
Susastra

Bulan Retak

25 Maret 2023 Liar, liarlah sajak, huruf-huruf gemeretak dikunyah mulut bulat melonjong, krucak-cak-krucak retak-tak-meneretak. Jeneberang jauh ditinggal berlayar, pas-lepas-pas laut luas merela lepas, perahu layar membelah liar rindu nan tegas… Oleh: Dera Liar Alam SUKA berkerumun di alang-alang pesisir, memotret twilight, lalu patungan memesan kopi, ubi goreng, kadang vodka dan bir. Sore, angin deras, langit berawan jingga kuning kelam merekah: ngedit di sini, menenun huruf, teks, memulai cerita dari hal-hal sederhana, misalnya aroma anyir menguap sepanjang alir Jeneberang dan Jongaya. Jauh di udik, pemukiman berjejal. Anak-anak bermain, berenang di air keruh ketika musim hujan tiba. Mereka bergerombol menembang hingga bulan retak surut di belakang gedung-gedung... Rembulan p...
Bermain Goro
Budaya, Susastra

Bermain Goro

23 Maret 2023 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Anak-anak Sarani Matani Karet gelang, dipanggil ‘goro’ Anak-anak merangkainya Menyambungnya jadi tali tambang Goro-goro Lentur ditarik kesana-kemari Dua berdiri rentangkan goro Anak-anak melompat batas goro Ditaruh setinggi konsensus Di batas lutut Di batas paha Di batas pinggang Di batas dada Di batas leher Di batas kuping Di atas kepala Sejengkal di atas kepala Mereka berseru ‘merdeka’ Melompat Melompat Bertengkar batas Tertawa tanpa batas Goro-goro Ditarik dari pasar Dimainkan di pantai Dimainkan di halaman Dimainkan dalam rumah Dimainkan dalam kamar Ditarik jauh-jauh Ke lembah Ke gunung Ke langit entah Lalu putus, Pupus goro-goro (*)
Cerita Seribu Berita
Susastra

Cerita Seribu Berita

02 Maret 2023 Oleh: Ponti M. W. Penulis tinggal di Alor, NTT Gambar: Pantai Liang Lolong Di tepian pantai Liang lolong Menatap laut biru di balik lukisan pulau Ternate Cahaya pagi merekah Baris mangrove jangkau lamun berkibar gelombang samudera Pepohon tua tegak reka tiang tiang laut Cerita berita mengering Taburkan kuning kemuning kenangan Debur arus hempaskan riak Di sana, di tepian Pantai di tepi berselimut permadani pasir putih Di pantai Alumang kami tiba Dan merah jingga warnai langit awan gemawan-mu Sepanjang tepi dan laut gelap, api menyala semangat Kita memandang gemintang, perahu lampu jauh di seberang Kembali ke peraduan di balik pulau Lembata Beta tunggu datanganmu Menyatu cerita dalam seribu kisah
<strong>Ragnorok</strong>
Susastra

Ragnorok

25 Februari 2023 Berhala hidup kembali, dia masuk dalam tubuh fana, menari, bersorak suara lantang. Gudarnas skymning, ramalan maha mulia terbenam di langit merah. Mantera dibaca berulang-ulang, dongeng kerajaan seberang samudera entah… Anak-anak berlari di gelombang, pulang tergesa-gesa di gubuknya yang terjajah miskin pemikiran. Hingga tua tiba, menjadi berhala sepanjang zaman… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Pulang ke tanah warisan – foto DAX Tengada... Dua mengepak sayap senja Pulang berpasang-pasang... Julang di relung tebing jauh di belantara jiwa mendekam rindu sungai bersua muara di telaga-telaga jingga manakala dawn menyelimut sunyinya tirai gemawan: di sana, di pucuk samudera, gemuruh memburu, luruh buih-buih jilati akar mangrove jilati hutan mati jilati lumpur pasir...
<strong>BUAT LANDU 8</strong>
Susastra

BUAT LANDU 8

25 Februari 2023 Dari Syair Peziarah Puncak Grasberg Amungme, Mimika, Papua 1997 Oleh: Emmy Sahertian Penulis berkegiatan di Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika Editor: Daniel Kaligis Gambar: Mengintai siapa yang lewat – foto DAX AKU membuka kelopak mataku dalam takjub. Tapi menakutkan… Dunia asing yang digerus mesin-mesin penjagal Tanah Amungme… …Ibuku… Mengapa kau hempaskan aku ke sini, Landu? Mulutku kelu tanpa aksara yang selalu mengalir bagaikan sungai Pamona yang kini menghitam dan tertimbun  ampas ampas keserakahan kompeni… Oh Nemangkawi… Mengapa engkau membisu ketika gugusan kepala ibuku mereka belah membunuh sabda-sabda Tuhan, mengeringkan amsal-amsal dan kami berjalan tanpa jemari-jemari keperkasaan. Suara-suara auman berdentum memenggal jiwa-jiwa yang kelu...
<strong>Rhyme of Grief</strong>
Susastra

Rhyme of Grief

23 Februari 2023 Suara serak bersenandung di kerumunan, "Lapar," ujar dia pura-pura sedih. Kerumunan menunggu antrean jajan serampangan mahal ditaburi keju susu coklat nan dikira kenyangkan jiwa. Angin amat kencang mengamarkan badai, seseorang menyodorkan rokok pada tuan di atas gerobak sampahnya. Lalu bertanya, "Sudah makan." Tuan di atas gerobak bilang, "Sudah." Tegas tuan, bibirnya gemetar, tangannya menyambut lemah - walau nyata tegar walau sangat jelas lengannya berurat goyah. Tuan. Dia tertawa lebar tanpa desis, menyambut sore. Tuhan, regulasi menimbun waras dengan sampah peradaban. Tuhan yang pulang ditelan samudera... Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Twilight AZURE, mana senyum kaku-mu, duhai gulita. Derai gerimis di bawah lampu jalan, para belia menadah telapak untuk k...
<strong>Renascent</strong>
Susastra

Renascent

23 Februari 2023 By: Mary Maureen Antoinette Colorado 2010 Photo: Port Memories of youth, long forgotten dreams, old longings — You've set off deep reverberations within me… Recalling these wonderful and magical things, rekindling passions that were whisked away by time and circumstance. Your love has made me hear my heart again, and now my soul not only speaks, but sings. (*)
Dongeng Tiga Bait
Esai, Susastra

Dongeng Tiga Bait

22 Februari 2023 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Teach me your path. USAI berbaring lima jam, Mamiek sudah mandi, sudah berkumur, rapi dan wangi, lalu pasang status di medsos. Sama seperti tetangga sebelah, Rohana, biasa disapa Han. Pasang status agak stress, “Pasti disembuhkan.” Walau, mati ternyata juga pasti. Iman, kerabat Han menggigau, itu ujung erangannya sebelum usianya diam seterusnya. Suara toa ‘renung pagi’ dibantai deras gemuruh badai. Hujan mengetuk-ngetuk atap rumah di kota sejuk sebab angin tengah musim. Orang-orang bangun terlalu dini mengemas cemas. “Yang buta melihat.” Tukang sulap berteriak memaki umat. “Amen!” kata orang-orang kudus, dibalas, “Amin.” A minus, angka terpaksa waktu kuliah belajar kebenaran-kebenaran relatif. Buta hati paling banyak kaumnya. Kalau...
<strong>Menjelang pagi</strong>
Susastra

Menjelang pagi

17 Februari 2023 Kode 60. Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Gambar: Ambang pagi di Pasir Panjang Ketika aku sampai Pintu tertutup Hanya patahan jalan Dan malam tinggal sebagian Aku ikuti angin Sebelum waktu menjatuhkan pagi Dari lubang jendela Kulihat lilin yang dingin Dan kain basah Di atas kening anak kita Tapi aku hanya nama Yang mengembun di kaca Ketika pagi tiba menyentuh ruang kamar kita
Senja di Waiwo
Econews, Susastra, Travel

Senja di Waiwo

13 Februari 2023 Menaruh tanda, saru peran, kamuflase sebuah tanya dan jawab sendiri – entah nyambung, entah ngambang: mana gelombang liarmu, samudera itu kita. Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Waiwo di bingkai biru kelam. SEPENGGAL artikel ini tak sanggup menggambarkan lokasi itu. Maka, datanglah, dan saksikan sendiri, resapi, alam maha elok. Anak manusia menemu tujuh telur: empat di antaranya menetas jadi pangeran, jadi raja di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat #Tutur #BukaBuku #Trip #Path15 Medio Januari 2014, manakala kembali dari menulis di Raja Ampat, Fak Fak, Manokwari, Sorong, dan beberapa lokasi di Papua, saya sempatkan mewawancarai perempuan pedagang kaki lima yang memunguti sampah plastik. Dia, mengumpul sisa-sisa dengan dua bocah perempuan lainnya di sim...