Wednesday, April 16

Susastra

Pagi di Kedai Vodka
Susastra

Pagi di Kedai Vodka

16 April 2025 Oleh: Dera Liar Alam SAJAK RAMPOK — syair suci dibobol. Dor, tutup metadata, segala kitab tunggangi keledai gurun. Dua pedang tiada mata, sangkur, meriam, sambangi kedai vodka, roti - anggur perjamuan - di kaki altar, komat-kamit mantera, nirvana, ibu negeri, langit para pelayat koyak. Berlayar perahu-perahu membawa khotbah, derai gelombang membagi-bagi tanah jelata, belantara, jalan-jalan, istana, kaca, plastik, murka, bisnis kertas, kode check-in. Terbahak-bahak kisah mandi dusta, basah, imun, tertodong, meletus asap-asap, kering darah. Hilang, petaka sudah sering... Dor, door dooor! Escape: retak, tiada bekas... Sunyi di kedai vodka, pagi jelang Cahaya lembut meninggi dan tegang Kenang dituang pada cawan aroma menyebar Menyambar dingin rasa tak terbantahkan Geli...
Teh Tarik Perempuan Kental
Susastra

Teh Tarik Perempuan Kental

16 April 2025 Edisi Kelas Menulis Kreatif Oleh: Chrezencia DUDUK bersantai di kafe sambil menggosip, obrolan dengan teman-teman menjadi 'tahan lama' dan asyik sebab ditemani teh tarik. Panjang lebar bercerita isu yang sudah sering kami bahas (asal tahu saja wanita kalau ngobrol gimana, jangan diketawai, eh boleh deh, silakan ketawa), maklum saya pemula dalam dunia tulis menulis. Mungkin nanti malah tulisan ini jadi ngelantur tidak jelas arahnya. Mohon dimaafkan bila ngelantur. Saya disuruh membuka data sekunder yang terkait teh tarik seluas-luasnya. Ah, sudah jenuh seharian masih diberi tugas cari data kian kemari, rasanya gimana ya. Pengen bilang, “Capek deh”. Pembimbing saya dalam menulis ini lucu, dia bilang, “Coba mulai dari hal-hal sederhana yang menarik di sekitar anda.” ...
Fiksi Minggu
Susastra

Fiksi Minggu

13 April 2025 Anna suatu Minggu menembang di bawah awan, di bayang langit-langit tafsir. Kami – yakni dia dan saya – berdiskusi sambil mengarang sajak keyakinan hukum. Dikira mapan, padahal kontrak, yaitu hukum saban waktu dapat direvisi, dapat diamandemen, dapat batal. Kontrak dibaharui sebab ada kondisi yang dianggap berubah. Sementara ‘tafsir disangka benar selamanya’ telah menganggap huruf-huruf tebal dogma tak lagi terbuka dipertanyakan, diinterpretasikan. Hukum dapat batal demi hukum. Oleh: Dera Liar Alam DI BAWAH LAMBANG sesembahan ribu tahun, panggung begah di depan ummat khusuk pikir menerawang, kawan dari Wanua bersabda: “Derita, dia digantung penuh luka menanggung dendam darah.” Ummat mendesis, listrik padam, babad subsidi digoyang permainan penunggang harga semau ani...
Tunggu Besok yang Lain
Susastra

Tunggu Besok yang Lain

01 April 2025 Pulang berulang tarian awan, sajak silam percintaan bertemu untuk nafsi beringas. Ada babad yang tak sempat ditutur lalu hilang jadi asap, jadi uap, jadi embun, hilang entah tanpa bekas di semesta... Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Awan di atas cakrawala pemukiman Espana RUANG bertingkat: di situ menonton gerimis mulai deras jatuh di genangan. Kami pernah diterjang banjir manakala tubuh ini di setiap sentinya pegal kesakitan, air keruh menerobos setiap sudut. Deru badai deras, namun kita mesti berani melawan terobosan air berlebih, memindah menaikkan peralatan ke ruang kering supaya tetap aman, tetap hidup, dan kiranya bugar melihat besok yang lain, entah awan-awan tetap kelam. Begitu, di ruang bertingkat-tingkat menonton dari celah jeruji logam dan kaca, dari an...
Jejak Lara di Bara
Susastra

Jejak Lara di Bara

05 Februari 2025 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Jejak di Tepi nan Sepi KAKI-KAKI berdaki telah tiba di sana, di rimba sunyi ribu masa silam. Di sana menunggu malam, memotret bintang, laut, dan gelombang. Mendengar suara-suara mengulang babad negeri di sisi hutan raya, entah siapa yang menetapkannya jadi milik tahta berdogma bias. Sajak-sajak telah datang, disematkan tanda, nama-nama bergema – tambak-tambak, belantara, sungai, gunung, pesisir di tanah laut. Jejak, bekas pijak, kaki-kaki saya, berlumpur dan berluka. Pernah dalam tualang mengeja bait-bait: Luo River legend, Huanglong di langit selatan di langit utara, memintal huruf, sajak bagimu. Di sini bersua akar-akar, batu-batu, mangrove hilang satu demi satu. Lalu, mencuci kaki luka di percik gelombang air asin. Luò hé, bukan,...
Bisik Sunyi Pelayaran
Susastra

Bisik Sunyi Pelayaran

30 Januari 2025 Sepi, bisiknya cekung samudera kuno bersambung – asin dan asing lalu dari massa daratan, palung-palung tercipta jutaan tahun lalu dibanjiri dogma merasuk ke tanah besar. Anak-anak masih mengumandang serenade yang mereka cipta dari sunyi, diri nan luka: pulau-pulau disambung timbunan tiang-tiang pembangunanisme menelantarkan bergerbong-gerbong soal tak pernah tuntas… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Perahu Layar Sandar di Dermaga PELANCONG, pengembara, anak manusia, kerap ke sini. Sekedar singgah, berfoto, atau berbagi cerita dengan siapa saja, mungkin kenalan baru, baru kenal. Dari sini, di tepi Selat Makassar, memandang kabut ribu mile di seberang sana. Setahun lewat mengambil foto yang terpampang ini seraya menunggu gulita turun. Saya menenun syair. “Anak-anak b...
Malam Hilang Ditelan Bulan
Susastra

Malam Hilang Ditelan Bulan

16 Januari 2025 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Rembulan di atas Wanua di tebing laut MERENUNG NOD Tutur orang-orang di rimba, di reruntuh kayu-kayu Tentang combatant beli jual senjata Door! Pasar global muntah perundingan Nyanyi awan berarak di atas samudera raya, perahu layar ditikam gerimis: Good bye phalaenopsis amabilis. Bulan ditelanjangi Gelombang surut di tebing Guinea hanyutkan nestapa penari bulan. Sisa tebangan terbawa deras bersama ranting dan dedaun menuju hulu. Airmata kering, malam hilang. Kesunyian rindu untuk resapi mimpi yang fana. Kawan bersetubuh puisi, sajak-sajak jejak dalam rimba ingatan. Menari, menarilah asap, memanjat tangga awan-awan membawa nama-nama tertembak pada kuasa langit. Oppy FritSia beri aku sebait dua: Malam yang hilang ditelan bulan… Men...
Sajak Jejak
Susastra

Sajak Jejak

12 Januari 2025 Alternative perlindungan itu adalah terus melawan. Kata, telah sekian lama dimodifikasi jadi firman, tiap kritik dianggap melawan negara. Padahal kaum, menanggung luka, menabung hutang tak pernah selesai, tak kunjung lunas… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Jejak pasar tua di Wanua KAKI tangan luka memar, badan luka memar, berdarah bernanah. Begitu, manakala pesta dihentikan. Namun pesta tidak pernah berujung: terus bersambung Menyabung sabung Tikai dirancang sistem, lalu ditaruh di titik-titik Wanua. Pesta, jalan-jalan ditutup. Negara berdiri jauh, melindungi diri dengan ayat-ayat dari gurun. Anak-anak berkelahi adalah ladang di mana aparat boleh memanjangkan tangan-tangan suap, penangkapan berbayar, supaya penonton tau bahwa mereka bertugas dengan tambahan-tamb...
Sajak Disparità
Susastra

Sajak Disparità

11 Januari 2025 Mahkamah Konstitusi gagal realisasikan balancing of rights terhadap kompleksitas delik reputasi. Rakyat sibuk membangun reputasi identitas-identitas tersandera dogma. Wanua, digambar pada peta-peta perkara untuk penghisapan tiada henti… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Berdagang buah di Pasar Extreme WANUA mengekalkan kenang. Tidak! Lupa lebih kejam dari pembangunan dan janji-janji khayal gratis untuk ternak yang saban musim disuguhi bantuan langsung agar tetap tersihir dogma aristokrat, bangsawan busuk. Kaum — hafal keping puzzle tercerai persepsi. Dikira tuntas, hidup komunal diributi identitas-identitas tak pernah seragam, diversità — disuguaglianza, dissomiglianza, divergenza, differenza, differenziazione, discordanza, disparità, varietà, contrasto, distanza...
Sajak Cuaca
Susastra

Sajak Cuaca

07 Januari 2025 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Twilight di Bunaken, Siladen, Mantehage, Naen, Manado Tua. TARIAN awan ingatkan nama, kekasih masa lampau, belum berganti. Pesta di tanah leluhur, orang-orang berderet-deret pura-pura senang walau gamang, keinginan dipermainkan harga, ego dendam serta rasa belum terdefinisi: Kawan bersuka, kami disuguhi cairan penyemangat. Hujan bakar diskusi kritik. Api nyala rintik-rintik gelisah, kata kawan, “Mabuk itu babad pengalaman spiritual.” Dan, benar. Semua orang bersalah kami ampuni sambil tertawa bareng-bareng dan bersenandung awan-awan kuning, bunting. Kita terbang pada cuaca yang kurang baik. Kencangkan sabuk pengaman, agar lapar dan miskin wawasan boleh diakali. Lalu Api dan Rawi dimangsa kabut, Uap berlari menuju purba, langit masih...