Wednesday, May 7

Susastra

Berlima
Susastra

Berlima

01 Mei 2025 Oleh: Parangsula ANGGUN berani kami berlima Senyum tak sama takluk tantang capai mimpi Jiwa kuat, tak sama, jelas. Kecuali mau anda cocok-cocoki Harap, ya tentu. Simbol harap semangat tak padam. Gerak sama? Bergerak tentu, tapi tak sama seperti yang anda mau Harmoni? Bukan kawan. Bukan juga sila Berlima berbagi cerita, derai air mata, tawa. Lalu anda tertawai suka duka, Seirama, tidak. Mengalir saja irama ragam Bumi tak sama, plural tentu. (*) Kelas Menulis Kreatif
Bulan dan Gurita
Susastra

Bulan dan Gurita

01 Mei 2025 Oleh: Parangsula LELUHUR diulang tutur arus gerak, Terus, tari luhur diulur Mengenangkan siklus gelombang bergerak tiada henti Berita laut dalam Babad percintaan Bulan dan Gurita Kata-kata tak terhingga. Gaduh gelombang kelam buta Gurita dan berita Bulan hanya cita-cita Menepi pantai irama tenang damai. Pagi telah lama tinggal. Tuan leluhur membaca berita, berbulan-bulan menggurita segala debat meremas dada Bulan. Nyonya luhur bunting cerita. Kata-kata tak terhingga. Curiga. (*)
Mantra Patung
Susastra

Mantra Patung

24 April 2025 Oleh: Dera Liar Alam ISU sosial — patung bersabda realitas artistik: kayu, batu, plastik, logam, resin, daur ulang. Apa itu gabungan tradisional kontemporer inovatif, teks suci cari makna, kita di sini buang air seni saja ditagih patung. Kotak sumbangan terpaksa diletak di sejumlah lokasi strategis supaya menarik perhatian. Patung-patung membawa pundi-pundi beredar dari satu gedung ke gedung lainnya, mereka cari nafkah supaya boleh bertahan dalam gempuran berbagai isu. Berdiri, duduk, bersilat, tidur, ditunggui patung disodori tagihan. Patung, dari hari kelahirannya, mindsetnya sudah diinstall regulasi. Ayat-ayat pajak lantang dari bibirnya: antarlah seluruh sembah sepuluh bagian dari kerjamu berkeringat berdarah itu ke rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan ma...
Kopi Saya Dicuri
Susastra

Kopi Saya Dicuri

24 April 2025 Edisi Kelas Menulis Kreatif Pusat keramaian, di situ sejumlah kedai kopi menaruh jualannya. Saya pilih datang di area mall, alasannya saya suka tempat yang nyaman dan tentu dijamin kebersihannya. Alasan lain, area mall lebih luas, kalau bosan boleh langsung beranjak ke titik lain. Cari menu yang manis, ada. Pahit juga ada. Aneka jajanan, untuk sekedar ngemil boleh, ngobrol dan makan sampai puas semua tersedia. Kedai kopi ada di banyak titik di kota Makassar. Anda dapat memilih lokasi, tentukan sendiri. Oleh: Chrezencia Gambar: Pelayan di kedai kopi. SAYA perempuan, datang di kedai kopi dilayani perempuan, dijamu perempuan. Samping kiri kanan dan depan ada orang-orang sibuk di depan mangkuk kertasnya sambil tepuk tangan, jari-jari mereka membentuk simbol, leng...
Pagi di Kedai Vodka
Susastra

Pagi di Kedai Vodka

16 April 2025 Oleh: Dera Liar Alam SAJAK RAMPOK — syair suci dibobol. Dor, tutup metadata, segala kitab tunggangi keledai gurun. Dua pedang tiada mata, sangkur, meriam, sambangi kedai vodka, roti - anggur perjamuan - di kaki altar, komat-kamit mantera, nirvana, ibu negeri, langit para pelayat koyak. Berlayar perahu-perahu membawa khotbah, derai gelombang membagi-bagi tanah jelata, belantara, jalan-jalan, istana, kaca, plastik, murka, bisnis kertas, kode check-in. Terbahak-bahak kisah mandi dusta, basah, imun, tertodong, meletus asap-asap, kering darah. Hilang, petaka sudah sering... Dor, door dooor! Escape: retak, tiada bekas... Sunyi di kedai vodka, pagi jelang Cahaya lembut meninggi dan tegang Kenang dituang pada cawan aroma menyebar Menyambar dingin rasa tak terbantahkan Geli...
Teh Tarik Perempuan Kental
Susastra

Teh Tarik Perempuan Kental

16 April 2025 Edisi Kelas Menulis Kreatif Oleh: Chrezencia DUDUK bersantai di kafe sambil menggosip, obrolan dengan teman-teman menjadi 'tahan lama' dan asyik sebab ditemani teh tarik. Panjang lebar bercerita isu yang sudah sering kami bahas (asal tahu saja wanita kalau ngobrol gimana, jangan diketawai, eh boleh deh, silakan ketawa), maklum saya pemula dalam dunia tulis menulis. Mungkin nanti malah tulisan ini jadi ngelantur tidak jelas arahnya. Mohon dimaafkan bila ngelantur. Saya disuruh membuka data sekunder yang terkait teh tarik seluas-luasnya. Ah, sudah jenuh seharian masih diberi tugas cari data kian kemari, rasanya gimana ya. Pengen bilang, “Capek deh”. Pembimbing saya dalam menulis ini lucu, dia bilang, “Coba mulai dari hal-hal sederhana yang menarik di sekitar anda.” ...
Fiksi Minggu
Susastra

Fiksi Minggu

13 April 2025 Anna suatu Minggu menembang di bawah awan, di bayang langit-langit tafsir. Kami – yakni dia dan saya – berdiskusi sambil mengarang sajak keyakinan hukum. Dikira mapan, padahal kontrak, yaitu hukum saban waktu dapat direvisi, dapat diamandemen, dapat batal. Kontrak dibaharui sebab ada kondisi yang dianggap berubah. Sementara ‘tafsir disangka benar selamanya’ telah menganggap huruf-huruf tebal dogma tak lagi terbuka dipertanyakan, diinterpretasikan. Hukum dapat batal demi hukum. Oleh: Dera Liar Alam DI BAWAH LAMBANG sesembahan ribu tahun, panggung begah di depan ummat khusuk pikir menerawang, kawan dari Wanua bersabda: “Derita, dia digantung penuh luka menanggung dendam darah.” Ummat mendesis, listrik padam, babad subsidi digoyang permainan penunggang harga semau ani...
Tunggu Besok yang Lain
Susastra

Tunggu Besok yang Lain

01 April 2025 Pulang berulang tarian awan, sajak silam percintaan bertemu untuk nafsi beringas. Ada babad yang tak sempat ditutur lalu hilang jadi asap, jadi uap, jadi embun, hilang entah tanpa bekas di semesta... Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Awan di atas cakrawala pemukiman Espana RUANG bertingkat: di situ menonton gerimis mulai deras jatuh di genangan. Kami pernah diterjang banjir manakala tubuh ini di setiap sentinya pegal kesakitan, air keruh menerobos setiap sudut. Deru badai deras, namun kita mesti berani melawan terobosan air berlebih, memindah menaikkan peralatan ke ruang kering supaya tetap aman, tetap hidup, dan kiranya bugar melihat besok yang lain, entah awan-awan tetap kelam. Begitu, di ruang bertingkat-tingkat menonton dari celah jeruji logam dan kaca, dari an...
Jejak Lara di Bara
Susastra

Jejak Lara di Bara

05 Februari 2025 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Jejak di Tepi nan Sepi KAKI-KAKI berdaki telah tiba di sana, di rimba sunyi ribu masa silam. Di sana menunggu malam, memotret bintang, laut, dan gelombang. Mendengar suara-suara mengulang babad negeri di sisi hutan raya, entah siapa yang menetapkannya jadi milik tahta berdogma bias. Sajak-sajak telah datang, disematkan tanda, nama-nama bergema – tambak-tambak, belantara, sungai, gunung, pesisir di tanah laut. Jejak, bekas pijak, kaki-kaki saya, berlumpur dan berluka. Pernah dalam tualang mengeja bait-bait: Luo River legend, Huanglong di langit selatan di langit utara, memintal huruf, sajak bagimu. Di sini bersua akar-akar, batu-batu, mangrove hilang satu demi satu. Lalu, mencuci kaki luka di percik gelombang air asin. Luò hé, bukan,...
Bisik Sunyi Pelayaran
Susastra

Bisik Sunyi Pelayaran

30 Januari 2025 Sepi, bisiknya cekung samudera kuno bersambung – asin dan asing lalu dari massa daratan, palung-palung tercipta jutaan tahun lalu dibanjiri dogma merasuk ke tanah besar. Anak-anak masih mengumandang serenade yang mereka cipta dari sunyi, diri nan luka: pulau-pulau disambung timbunan tiang-tiang pembangunanisme menelantarkan bergerbong-gerbong soal tak pernah tuntas… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Perahu Layar Sandar di Dermaga PELANCONG, pengembara, anak manusia, kerap ke sini. Sekedar singgah, berfoto, atau berbagi cerita dengan siapa saja, mungkin kenalan baru, baru kenal. Dari sini, di tepi Selat Makassar, memandang kabut ribu mile di seberang sana. Setahun lewat mengambil foto yang terpampang ini seraya menunggu gulita turun. Saya menenun syair. “Anak-anak b...