Friday, December 27

Anak-Anak Menggambar Invasi


27 Februari 2022


Rantai brutal menyeruduk bumi, melempar mesiu, meletuskan haus lapar kolektif nostalgia ladang pertikaian. Di sana, putih asap mengental kelabu di biru jagat merona darah: gerimis peluru mengiris menumbuk, kabut dalam jiwa kalut. Aras tanah, sejarah sumberdaya, rontah politis singgasana nan ranum gairahnya. Anggur murka sumberdaya, doa Yabes dipanjangkan: Kiranya engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tanganmu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku, dan seterusnya…


Oleh: Dera Liar Alam
Penulis adalah jurnalis penulis


DAN ANAK-ANAK terus menggambar tabiat terkini. Musim perang sederas badai musim penghujan, untuk cita-cita masa depannya yang senantiasa mencontek perilaku para tetua dan leluhurnya.

Penyabung nyawa merangsek kepung Kyiv. Pengorganisasian pembunuh telah dipersiapkan sederet permainan juga dinikmati para bocah pada layar datarnya. Kyiv, Kharkiv, Odessa, Donbas, meletus pelor – letus haus lapar, tafsir kebenaran ketenaran.

Soal-soal diasumsikan, disimpulkan, diceritakan pada lingkungan sekitar, ditularkan pada turunan berikut, dan seterusnya. Siapa membaca arsipnya? Bumi persoalan panjang yang menyisa dendang perkara dari zaman lampau. Soviet bubar 1991, Ukraina – Rusia masih karib. Lalu 1994, Ukraina setuju tinggalkan proyek senjata nuklirnya dan tandatangani Memorandum Budapest bersyarat supaya Rusia, Inggris, Amerika Serikat beri jaminan integritas teritorial dan kemerdekaan Ukraina. Lima tahun sesudahnya, Rusia tandatangani piagam keamanan dan janji berdamai di semesta — Istanbul Document 1999: Organization for Security and Co-operation in Europe, 19 November 1999.


The Budapest Memorandum on Security Assurances refers to three identical political agreements signed at the OSCE conference in Budapest, Hungary on 05 December 1994 to provide security assurances by its signatories relating to the accession of Belarus, Kazakhstan and Ukraine to the Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons. The memorandum was originally signed by three nuclear powers: the Russian Federation, the United Kingdom and the United States. China and France gave somewhat weaker individual assurances in separate documents.

The memorandum included security assurances against threats or use of force against the territorial integrity or political independence of Ukraine, Belarus, and Kazakhstan.


On assurances without guarantees in a shelved document

Muntah mesiu, mortir, granat, asap, bom curah, bom tandan, balistik 9M79 Tochka, berhamburan makhluk-makhluk menembak merayap terkapar menggelepar mengejar layang hilang nafas entah ke mana. Anak-anak menggambar sabotase, jiwanya dijalari cerita berita mengarang perumpamaan-perumpamaan nubuat kiamat.

Laut revolusi bergolak, korupsi, intimidasi, pemilu curang, demonstrasi di ibu kota menjalar ke segenap penjuru negeri itu, 2004. TCDD dioxin diberi pada Yushchenko dan sakit keras, dia menduga Rusia terlibat — Revolusi Oranye, jejaknya dapat ditelusur di ‘The Supreme Court findings’ – Supreme Court of Ukraine, 3 Desember 2004, ‘Study: Dioxin that poisoned Yushchenko made in lab’ – Kyiv Post – London – Associated Press, 5 Agustus 2009, ‘Yushchenko to Russia: Hand over witnesses’ – Kyiv Post, 28 Oktober 2009, ‘Independent Ukraine’ – Encyclopædia Britannica.

Protes Euromaidan 2013, tuntut tangguhkan penandatanganan Perjanjian Asosiasi Ukraina-Uni Eropa, pilih berkawan dengan Rusia dan Uni Ekonomi Eurasia, rusuh pro-Rusia, bermitra NATO, 2014.

Anak-anak menggambar kapal penyerbu merapat di dermaga perseteruan, melepas hulu ledaknya di kantong gusar para pengungsi.

Volodymyr Zelensky tandatangani ‘Dekrit 117/2021’, 24 Maret 2021.

Teori: revisionisme sejarah? Bukan. Perang adalah perang. Imperialisme dengan segala filosofi coba membijaki angka-angka berapa nyawa terbantai, untung rugi ekonomi politik budaya dengan segala keyakinannya.

Dmitry Peskov, diplomat, ahli Turkologi, sekretaris pers, juru bibir Putin itu bilang, bahwa, ‘Rusia tidak mengancam siapapun’. Eugene Kiely dan Robert Farley mencatatnya di factcheck.org, ‘Russian Rhetoric Ahead of Attack Against Ukraine: Deny, Deflect, Mislead’, 24 Februari 2022.

Di depan patung putih politik bumi, ‘Universal Declaration of Human Rights’ anak-anak membentang nyanyi surga, dan dalam ketika yang sama sementara mengukir neraka pada bingkai-bingkai gambarnya. Namun kawan, Amnesty International punya bukti tak dapat disangkal bahwa Rusia telah melanggar hukum kemanusiaan internasional, dan telah melakukan kejahatan perang. Demikian ditulis Laurie Churchman, 25 Februari 2022, di The Independent, dengan tajuk ‘Russia carrying out indiscriminate attacks on civilian areas, says Amnesty’.

Dan anak-anak terus menggambar tabiat terkini. Mereka merekam jejak pengungsi, derai air matanya melukis sengsara di wajah bumi, basah. Gambar air mata dihapus, basah lagi, terus selama peluruh mesin pemunah menjalari tubuh dan mindset yang kagum pada dongeng pahlawan perang.

Rantai brutal menyeruduk bumi, senapan, segala teori. Anak-anak masih di depan media gambarnya, menonton serbuan, asap basah, racun, cerita miring, air mata tak pernah kering. Tadi, baru saja dentum, kuas gambarnya jatuh di tanah Ukraina. Gambar dirobek, murka. (*)

1 Comment

Comments are closed.