Sunday, December 22

Dewanagari bertemu Yesus


16 September 2020


Oleh: Dera Liar Alam
Dirangkum dari berbagai sumber


Gambar: Lukisan Kresna, karya Dominique Amendola


DEWANAGARI adalah kisah mirip Yesus. Susastra ini eksis sekitar empat ratus tahun sebelum Yesus historis disejarahkan umat Kristiani, bahkan lebih jauh dari itu.

Dalam beberapa tradisi perguruan Hindu, misalnya Gaudiya Waisnawa, Dewanagari dianggap sebagai manifestasi dari kebenaran mutlak, atau perwujudan Tuhan itu sendiri, dan dalam tafsiran kitab-kitab yang mengatasnamakan Wisnu atau Kresna, misalnya Bhagawatapurana, ia dimuliakan sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. (Guy L. Beck: Sonic theology: Hinduism and sacred sound. Columbia, S.C: University of South Carolina Press).

Dalam Bhagawatapurana, Dewanagari digambarkan sebagai sosok penggembala muda yang mahir bermain seruling, sedangkan dalam wiracarita Mahabharata ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Selain itu ia dikenal pula sebagai tokoh yang memberikan ajaran filosofis, dan umat Hindu meyakini Bhagawadgita sebagai kitab yang memuat khotbah Kresna kepada Arjuna tentang ilmu rohani. (Bryant, Edwin H. Bryant: Krishna, the beautiful legend of God).

Dalam teks agama-agama, ada cerita inkarnasi. Dewanagari, atau Kresna, merupakan selasatu susastra di antaranya: Inkarnasi adalah pembuahan dan kelahiran makhluk yang merupakan manifestasi dari suatu tuhan atau dewa, atau kekuatan yang imaterial.

Kristus sebagaimana Kresna, dikenal pula sebagai tokoh yang memberikan ajaran filosofis kemanusiaan, cinta kasih dan damai sejahtera.

Sungguh, alam semesta yang ajaib, hadirkan kisah-kisah inspiratif agar kita boleh berdamai dalam plural. (*)