Sunday, December 28

Tag: Tongkat Presiden

PSTL 2025
Esai, Guratan, Susastra

PSTL 2025

27 Desember 2025 Tuju xmas nan hedon — torang nonton redup, ilalang, pepohon, gunung, lembah, kabel-kabel, wale, susupuan, serap, yakni luna — menggantung amper separuh di awang-awang tenggara... Tualang tou itu syair, pesta di tanah leluhur, subur tafsir… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Wale di bayang Serap, sekeliling Gelap LELUHUR kami menyebut bulan itu serap, dan batas sebagai susupuan. Ada berapa terminologi dari wanua dalam dialek di artikel ini: amper itu hampir, dekat – nyaku itu saya, aku yang ego – torang itu kita orang, atau kami – tou itu orang, manusia, identitas – wale itu rumah, kediaman, tanah leluhur yang punah value oleh karena sistem menjarahnya dengan surat-surat, teks, regulasi. Silakan kembali pada alinea ini bila tersandung teks dalam dialek wanua. Selama...
Tongkat Presiden
Opini

Tongkat Presiden

16 Desember 2025 O ya, tentu, kita tidak sedang mengembara di padang pasir, dan tidak menunggu mujizat turun dari langit. Namun kita hidup di tanah yang subur, yang dulu ditopang oleh hutan, oleh akar-akar yang menahan air dan menjaga keseimbangan. Tanya bencana di tanah kita. “Maaf, kami tidak punya tongkat Nabi Musa,” kata Presiden. Oleh: Pidar Lingi Penulis tinggal di Poland KALIMAT itu terdengar sederhana, bahkan lucu sekaligus dungu. Namun, dalam ingatan kolektif kita, tongkat Musa bukan sekadar sepotong kayu. Ia adalah simbol: penopang perjalanan, perantara mukjizat, dan lambang petunjuk. Dengan tongkat itu, Musa memukul batu, lalu dari batu yang keras memancar dua belas mata air — cukup bagi seluruh kaumnya. Dalam tafsir batin, tongkat itu adalah Taurat; batu adalah hat...