Friday, October 10

Tag: Tanjung Verde

Mimpi Rempah-Rempah yang Buyar di Mactan
Estorie

Mimpi Rempah-Rempah yang Buyar di Mactan

11 Agustus 2025 Estreito de Todos os Santos, dikenal sejak 1520 sebagai ‘Selat Seluruh Orang Suci’, jalur yang dilayari Magelhaens mengelilingi bumi, cari rempah-rempah dan harta. Mimpi Magelhaens kandas di Mactan dalam sebuah pertempuran. Lalu tualangnya dilanjut Juan Sebastián Elcano Oleh: Daniel Kaligis Editor: Denni Pinontoan Tulisan ini dapat anda baca juga di: kelung.id – 28 April 2019 RIBUAN TAHUN sebelum Fernando de Magelhaens menjejak Filipina, diperkirakan para Negrito sudah menjelajah pulau-pulau dan rimba di sana. Kemudian datang orang-orang Austronesia. Penghuni Filipina masa lampau diketahui sebagai kelompok pemburu, peramu, masyarakat kesatria, plutokrasi, kerajaan maritim, konfederasi dan kesultanan. Tercatat negara-negara prakolonial adalah kerajaan Butuan, ...
Eveenar, Puake, Tak Disangke
Econews

Eveenar, Puake, Tak Disangke

31 Maret 2019 Sampan laju dari hile’ sampai ke hulu. Ekor naga melingkar muara Sungai Sekayam, kepalanya di Pancur Aji, di tikung Sungai Kapuas. Eveenar itu dari bahasa Belanda, bermakna garis lintang nol derajat, atau garis khayal keliling bumi, atau disebut khatulistiwa — terletak melintang pada nol derajat yang membagi bumi menjadi dua belahan sama, yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan melintasi sejumlah negara. Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Farmer in forest in Kapuas Hulu Sumber Foto: Agroforestry World — Rob Finlayson BERLAYAR JAUH nun di sana, pulau-pulau bergunung-api di Samudra Atlantik, sebelah utara-barat lepas pantai Gabon. Sao Tome, dan Principe dieja nama salah satu negeri di Evenaar, dan negara terkecil di Afrika. Ke sana menyusuri garis belah bumi,...
Dunia Baru
Editorial, Esai, Guratan

Dunia Baru

07 Juni 2022 Menghitung berapa dasawarsa bumi panas pertikaian, keyakinan-keyakinan merasuk ruang relung rakyat tanpa diuji, maka rakyat ikut berkelahi. Chee Rich, kawan diskusi di bumi maya buka suara, “Babad tanah leluhur — bukan dari cerita film Indonesia saja — menari dalam cinta dan darah. Keturunanmu akan meremukkan kepalanya, warisan seribu zaman yang mengundang seribu bukti kasih; Sahihkah bukti-bukti? Aku keturunan dari keturunan dan keturunan dari yang tidak ada jadi ada. Kita bukan siapa-siapa, tapi apa yang jadi bukti sejarah bahwa kita ada dari masa lalu.” Begitu interupsinya hari ini pada judul di atas. Entah ilusi kita sama, bermimpi air layak konsumsi sejuk segar, berenang di sejuk segar alam. Menunda kekalahan dan mati berkali-kali… Oleh: Daniel Kaligis Penulis ada...