Friday, July 26

Tag: Pulateli

Ara Bunna di Lereng Sirung
Politik, Susastra

Ara Bunna di Lereng Sirung

08 Februari 2024 Suatu malam di warung tepi laut saya menulis sajak: Kabir malammu, bintang kelana di atas laut hitam arus menampar. Empat lelaki duduk di pemecah gelombang, obrolannya tanjung: Tanjung Abila, Tanjung Warpandai, Tanjung Kalisalang, Tanjung Hambaroi. Penyadap nira lelah, diam, bicara dengan dirinya di bawah pokok lontar. Entah siapa, mereka dari titik biru, darah mendidih seberangi sejumlah negeri, membangun dermaga, menulis cerita. Puisi tentang asap yang tak pernah genap dan tak kunjung tamat, senantiasa kumat… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Sampan, anak-anak laut, dan gunung yang membayang. ARA BUNNA itu asap, kosakata dalam dialek Lamma. Senja terik di Kakamauta, kami di persimpangan arah Lamma, sepanjang pagi dan siang menyusur tepi Munaseli ke Baranusa, jal...
Melukis Biru Tanjung Kalisalang
Susastra

Melukis Biru Tanjung Kalisalang

15 April 2022 Tertanda, sajak di jejak, biru... Oleh: Parangsula TAPAKI TITIK demi titik, memberi tanda: Tanjung Kalisalang, Ombay, Batu, Bana, Banda Sea. Pantar Strait, Bouweli, Bandar, Baranusa. Jalan-jalan bikin hati haru biru. Kabir malammu, bintang kelana di atas laut hitam arus menampar. Empat lelaki duduk di pemecah gelombang, obrolannya tanjung: Tanjung Abila, Tanjung Warpandai, Tanjung Kalisalang, Tanjung Hambaroi. Penyadap nira lelah, diam, bicara dengan dirinya di bawah pokok lontar. Malam itu singkat. Gubuk-gubuk menanti biru membuncah dari timur, lalu anak-anaknya memandang jauh dari Woto Lewora, pulau berserakan tak pernah pindah, kecuali nama dalam tafsir. Ratus masa silam, biru penuh. Rembulan tercarik sejak sore bersama badai. “Empty words,” dengusmu, duhai s...