Saturday, October 25

Tag: Kupu-Kupu

Rindu Hujan, Ingat Atap Bocor
Susastra

Rindu Hujan, Ingat Atap Bocor

16 Oktober 2025 Lagu untuk anak-anak sekarang hampir tak pernah terdengar lagi. Walau beberapa syair dan iramanya adalah fakta yang terus berulang di zaman ini, saksi dari sejumlah peristiwa sama dan serupa dengan segala akibatnya, misalnya hujan. Entah lupa, atau tak pernah ditembangkan sebab kita mungkin saja hanya selintas mendengar stanza pertamanya — ini stanza keduanya: “Tik-tik-tik bunyi hujan bagai bernyanyi | saya dengarkan tidaklah jemu | kebun dan jalan semua sunyi | tidak seorang berani lalu.” Oleh: Dera Liar Alam POHON basah, kebun basah, jalan basah, pemukiman basah, jiwa basah, basah semua. Rintik di atap, irama bikin lena, lelap sepanjang musim hujan, ingat syair Saridjah Niung, airnya turun tidak terkira. Rindu hujan, trauma air meluap, got-got tersumbat. Berap...
LAUSER
Susastra

LAUSER

25 April 2024 Oleh: Larasati Sahara Penulis adalah seniman Tinggal di Kota Lhokseumawe Gambar: Gunung Lauser di Aceh Sumber: wikipedia AIH, SEMESTA cakrawala Kulihat Lauser disiangi pagi Berpeluk lembut arakan awan Pohon-pohon berzikir dalam keheningan hutan Kupu-kupu riang melukis corak di daun pakis Balik tebing batu sepasang rusa bermain mata Aih, semesta cakrawala Sekuntum kenanga mengibas kerudungnya Harum semerbaklah serambi rumah cinta Dari kejauhan sayup kudengar Suara tabuh Tifa memanggil Aih, semesta cakrawala Tahukah engkau di kaki Lauser Kutulis selembar syair pada saudara setanah air Melukiskan rahasia hutan, gunung, dan  lautan Tak pernah tuntas meski pena hilang ditelan waktu. Lhokseumawe, 070618 - 240424
Cahaya Acak
Susastra

Cahaya Acak

02 September 2023 Kode 80. Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Gambar: Langit tanpa kupu-kupu CAHAYA acak yang terjebak di langit sepi kupu-kupu turun membawanya menembus kabut lalu pagi datang seperti jalan panjang yang meninggalkanmu sendiri (*)
Rumah-Rumah di Balik Kabut
Susastra

Rumah-Rumah di Balik Kabut

13 Agustus 2023 Kode 52. Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Gambar: Setapak tuju hutan KEMARAU ini berlangsung lebih lama. Pohon-pohon di hutan ini layaknya seorang pria yang tak pernah berjalan jauh dari rumahnya. Mereka berbaris tapi tak rapi. Burung-burung hinggap di dahan. Berkicau dengan buru-buru. Jalan setapak yang dulu pernah membelah hutan manjadi dua bagian yang sama panjang. Menuju rumah-rumah di balik kabut. Dengan sungai dan batu-batu hitam. Halaman yang ditumbuhi bunga-bunga tanjung. Seorang anak yang melewati jalan setapak itu. Mencari di mana tanah penuh cahaya itu berada. Ia melihat ketinggianmu yang menjulang dan kau melihatnya dengan diam. Seperti kabut dan angin yang memenuhi satu sama lain. Ketika kupu-kupu pertama l...