Thursday, October 30

Tag: Fakta Empiris

Lebih dari sekadar Intoleransi
Guratan, Opini, Politik

Lebih dari sekadar Intoleransi

08 Agustus 2025 Dalam kenyataan sosial yang kita hadapi hari ini justeru adalah aksi kolektif kekerasan: aksi pembubaran paksa kegiatan ibadah, pengrusakan rumah ibadah, pengusiran kelompok agama tertentu, kriminalisasi ekspresi keagamaan oleh aparat atau sekelompok warga yang mengklaim diri sebagai mayoritas. Karena itu, perlu keberanian bahasa dan ketepatan istilah dalam menyebut fenomena ini. Salah satu usulan terminologis yang lebih jujur dan menggugah adalah kejahatan beragama. Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado ‎DALAM WACANA publik Indonesia, istilah ‘intoleransi’ telah menjadi semacam kata payung yang digunakan untuk menjelaskan beragam fenomena penolakan terhadap perbedaan keyakinan keagamaan. Mulai dari ujaran kebencian, pelarangan pend...
Biarkan Konfrontasi itu Terjadi
Esai

Biarkan Konfrontasi itu Terjadi

21 April 2025 PENGHILANGAN INFORMASI PENTING DAN MENENTUKAN TERKAIT FAKTA SEJARAH DALAM ESAI SAYA "KUIL YASUKUNI DAN MILITERISME JEPANG" DI HARIAN KOMPAS, SABTU, 19 APRIL 2025 Oleh: Linda Christanty Penulis adalah sastrawan dan pegiat budaya Gambar: Tafsir Bendera SEPERTI kalian ketahui bersama esai saya “Kuil Yasukuni dan Militerisme Jepang” dimuat Harian KOMPAS kemarin, Sabtu, 19 April 2025. Di KOMPAS cetak dan KOMPAS e-paper, sejumlah kata yang merupakan keterangan sangat penting dan amat menentukan konteks paragraf pertama esai tersebut hilang atau dihapus. Kata-kata yang hilang atau dihapus itu adalah “para pendiri Demak dan Banten”. Silakan membaca paragraf pertama esai saya: “Dalam film The Last Samurai dikisahkan negeri Jepang terbentuk dari tetesan pedang katana. P...
Keberadaan Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kecerdasan Buatan (AI)
Opini

Keberadaan Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kecerdasan Buatan (AI)

09 April 2025 Mengapa harus berbuat baik jika akhirnya sengsara? Jika kita berpikir dengan akal budi praktis tentu hal seperti ini tidak bisa diterima. Tuhan tidak bisa hanya menjadi sekadar kebenaran material atau fakta historis literal. Manusia akan kalah dari AI jika masih tetap berpikir secara dogmatis tentang Tuhan. Oleh: Dave Tielung MENGAPA Tuhan ‘Harus Ada’ Menurut Kant? Bayangkan: Pak Budi, seorang guru yang hidup jujur, penuh welas asih, dan mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa. Namun ia sendiri terus menerus menderita — hidup dalam keterbatasan ekonomi, difitnah, sakit-sakitan — kemudian meninggal tanpa melihat cita-cita luhurnya sepenuhnya terwujud atau mendapat penghargaan yang layak. Di sisi lain, Pak Hartono, seorang pejabat korup hidup bergeli...