Thursday, April 24

Tag: Drama

Tunggu Besok yang Lain
Susastra

Tunggu Besok yang Lain

01 April 2025 Pulang berulang tarian awan, sajak silam percintaan bertemu untuk nafsi beringas. Ada babad yang tak sempat ditutur lalu hilang jadi asap, jadi uap, jadi embun, hilang entah tanpa bekas di semesta... Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Awan di atas cakrawala pemukiman Espana RUANG bertingkat: di situ menonton gerimis mulai deras jatuh di genangan. Kami pernah diterjang banjir manakala tubuh ini di setiap sentinya pegal kesakitan, air keruh menerobos setiap sudut. Deru badai deras, namun kita mesti berani melawan terobosan air berlebih, memindah menaikkan peralatan ke ruang kering supaya tetap aman, tetap hidup, dan kiranya bugar melihat besok yang lain, entah awan-awan tetap kelam. Begitu, di ruang bertingkat-tingkat menonton dari celah jeruji logam dan kaca, dari an...
Sajak Fiksi Pribumi
Budaya

Sajak Fiksi Pribumi

11 Februari 2024 Pernah, orang Topas disebut Portugis Hitam atau Bidau. Mereka itu terutama keturunan campuran prajurit, pelaut, dan pedagang Portugis dengan perempuan India dan Melayu... Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Kain Tenun NTT. Foto: DAX Sumber: linkedin GENANGAN sunyi gens à chapeau, babad pucat rerumput permai ratusan tahun silam pedagang Yahudi Portugis mengincar aroma cendana di sana. Bercampur logat Lamaholot, Pantar, Hindi, Tamil: topaz tuppasi topass, tiga kata yang ditera terakhir itu kiranya bermakna sama. Sebagaimana disebut sumber berikut ini, History of Timor – Technische Universität Lissabon, dan Hans Hägerdal: Rebellions or factionalism? Timorese forms of resistance in an early colonial context, 1650-1769, bahwa, Topaz, atau Tuppasi, atau Topass, orang Top...
Dasterku
Susastra

Dasterku

12 Desember 2022 Salemba Bluntas 1992 Tribute buat penyintas KDRT - 16 hari kampanye anti kekerasan terhadap perempuan Oleh: Emmy Sahertian Penulis berkegiatan di Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika Kukenakan setiap saat malam tiba Malam-malam penuh prahara ketika aku pasrah pada kuasa kelam yang merajam jarah keperempuananku... Karena aku seorang istri Setiap pagi kutanggalkannya… Kuberdandan dengan seribu senyum, meski guratan siksa  berbekas pada tubuhku... Membeku cinta menghangus frasa meluruh rasa… Menguap tak tersisa… Malam ini… Kukenakan kembali dasterku… Menghadiri ritual malamku di pelaminan sepi… Guratan membiru masih membekas di ingatanku… Di hatiku… Di tubuhku… Lalu kugapai si kecil… Berlari pergi menjauh dari peradaban malam yang kasar tak beradab… Kami tela...