Monday, December 30

Para Suci, Banting, dan Kudatuli


27 Juli 2021


Oleh: Daniel Kaligis
Penulis adalah jurnalis penulis


Ingat Juli, kenang pada sejumlah hal. Tentang nama, misalnya: Julius Caesar, dianggap lahir Juli. Urutan ketujuh dalam hitungan bulanan penanggalan Gregorian. Juli memang diambil dari nama Kaisar Romawi, Julius Caesar. Sebelumnya, sebagaimana fakta historis dalam penanggalan lama, urutan bulanan itu dikenal sebagai Quintilis, berarti kelima, dalam bahasa Latin. Kalender Romawi dulunya berdasarkan musim bermula di sekitar bulan Maret dalam penanggalan yang digunakan sekarang.


JULIUS Caesar, ada sebelum ‘Tahun Tuhan’. Dia dikenal juga sebagai Gaius Yulius Kaisar. Diperkirakan lahir sekitar 13 Juli 100 Sebelum Masehi. Dia pemimpin militer dan politikus Romawi yang kekuasaannya terhadap Gallia Comata, area Gaul, yakni kawasan Eropa Barat yang sekarang adalah negara Italia bagian utara, Prancis, Belgia, Swiss bagian barat, serta bagian wilayah Belanda dan Jerman di barat Sungai Rhein. Terminologi Gaul merujuk pada orang Keltik yang menghuni kawasan tersebut dahulu kala. Orang Gallia menyebar di Eropa pada zaman Romawi, mereka menggunakan Bahasa Gallia. Selain itu, terdapat orang Lepontii yang menghuni di lereng Pegunungan Alpen Italia, yakni di Raetia.

Perang Gallia, 58 – 51 Sebelum Masehi, Gallia ditaklukan Julius Caesar. Dia kemudian memperluas dunia Romawi hingga Oceanus Atlanticus, melancarkan serangan Romawi pertama ke Britania, dan memperkenalkan pengaruh Romawi terhadap Gaul, wilayah Prancis yang sekarang. Dia bertarung memenangkan perang saudara yang menjadikannya penguasa terhebat dunia Romawi, dan memulai reformasi besar-besaran terhadap masyarakat dan pemerintah Romawi.

Julius Caesar diktator seumur hidup. Kisahnya direkam Gaius Suetonius Tranquillus, Mestrius Plutarch, Lucius Cassius Dio, dan sejumlah penulis. Ujung cerita Julius Caesar 15 Maret 44 Sebelum Masehi, dia ditikam mati Marcus Junius Brutus. Penggantinya Gaius Iulius Caesar Octavianus, dikenal sebagai Kaisar Agustus. Di zamannya perang panjang disudahi, Romawi sejahtera, megah dan damai.

Seperti itu kisah Juli. Anda tentu punya banyak kenangan di bulan ini pada waktu yang lampau. Sekilas saya bagikan kutipan peristiwa terkait Juli yang sudah dikenal dunia, di zaman yang dikira usang itu.


Para Suci


Tahun 852, pada masa pemerintahan Abu al-Mutharraf Abdurrahman bin Al-Hakam, di bawah hukum Syariah, empat orang, yakni, Aurelius, Natalie, Felix, Liliosa, ditangkap karena dianggap murtad. Mereka diberi empat hari untuk menarik pernyataannya.

Keempat orang itu menolak, lalu mereka dipancung. Aurelius, Natalie, Felix, Liliosa, jadi martir. Mereka diangkat jadi orang kudus Gereja Katolik Roma. Hari perayaannya 27 Juli.

Di balik kisah pancung Aurelius, Natalie, Felix, Liliosa, nama Abu al-Mutharraf Abdurrahman bin Al-Hakam, adalah sosok yang dibanggakan rakyat. Seperti ditulis di republika.co.id, Abu al-Mutharraf Abdurrahman bin Al-Hakammerupakan khalifah keempat Dinasti Umayyah di Andalusia. Kenaikannya di tahta kerajaan diharapkan dapat melahirkan kembali harapan rakyat. Banyak yang tidak menyukai kepemimpinan pendahulunya, yakni sang ayah yang bertangan besi. Sejak muda Abu al-Mutharraf Abdurrahman bin Al-Hakam sudah dicintai rakyat lantaran sikapnya sehari-hari maupun kebijakan yang dia jalankan ketika mendapat tugas dari sang ayah.

Tercatat, Britannica menyebut bahwa Abu al-Mutharraf Abdurrahman bin Al-Hakam melindungi penyair, musisi, dan orang-orang beragama. Kisah kematiannya dilingkupi intrik istana, 852 Masehi.


Banting


Seratus tahun lalu: Frederick Grant Banting, dan kawan-kawannya, biokimiawan peneliti di Universitas Toronto, 27 Juli 1921, mengumumkan penemuan insulin hormon.

Diketahui, Frederick Grant Banting memulai studinya di Universitas Toronto dengan tujuan memasuki kementerian, tetapi malahan ia beralih ke kedokteran, menerima M.D-nya pada 1916. Setelah lulus, ia mengikuti ketentaraan dan menjadi opsir medis selama Perang Dunia Pertama. Ia dianugerahi Canadian Military Cross untuk keberanian, mendatangi prajurit yang terluka saat ia sendiri terluka. Usai perang, ia membuka praktik kedokteran di London, Ontario, sampai 1921.

Banting dianugerahi Nobel, 1923.


Kudatuli


Kenang Juli di tanah sendiri.

Akronim Kudatuli, Kerusuhan 27 Juli (1996), pertama kali digunakan Tabloid Swadesi. Terminologi ‘Sabtu Kelabu’, merujuk pada peristiwa yang sama, entah siapa pencetusnya di forum-forum internet.

Orde zaman silam membekas sampai sekarang: drama politik, penyerbuan pengambilalihan paksa kantor DPP PDI di Jl. Diponegoro 58, Jakarta. Rusuh merembet ke Salemba dan Kramat.

Dokumen — Laporan Akhir Komnas HAM menyatakan pertemuan 24 Juli 1996 di Kodam Jaya, dipimpin Kasdam Jaya, Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono. Hadir rapat Brigjen Zacky Anwar Makarim, Kolonel Haryanto, Kolonel Joko Santoso, dan Alex Widya Siregar. Dalam rapat itu, Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan penyerbuan dan pengambilalihan kantor DPP PDI oleh Kodam Jaya.

Para suci, sejarah Juli, Banting, Kudatuli, Sabtu Kelabu, terminologi yang boleh jadi lupa. Lupa berlangsung sedemikian cepat dari ingatan jangka pendek. Seperti itu mati. (*)