16 April 2020
Oleh: Jemmy Lahutung
Biro Sitaro
Editor: W Riando
BangunIndonedia — Sitaro — KEMENTRIAN Agama di Kabupaten Sitaro mengadakan Pembinaan Penyuluh Agama Non PNS, Jumat, 16 April 2020. Sebagaimana diketahui, Penyuluh Agama adalah seorang yang diberi tugas, tanggungjawab, dan wewenang oleh pemerintah untuk melaksanakan bimbingan keagamaan, penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama kepada kelompok sasaran. Secara umum tugas penyuluh adalah melaksanakan dan mengembangkan kegiatan bimbingan agama serta menyukseskan program-program pembangunan melalui pintu dan bahasa agama.
Penyuluh Agama berperan sebagai pembimbing masyarakat, menjadi panutan, dan sebagai penyambung tugas pemerintah. Mengingat pentingnya fungsi penyuluh di masyarakat, maka Kepala Kantor Kementerian Agama Sitaro mengundang tiga puluh peserta non PNS untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud.
Acara penyuluhan dibuka Archilaus Egeten, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Sitaro. Dalam arahannya, orang pertama di lingkup Kemenag Sitaro ini menuturkan bahwa seorang penyuluh agama hendaknya menjadi ‘agent of change’, yakni berperan sebagai pelaku utama perubahan ke arah kemajuan yang lebih baik di segala bidang. Berikutnya perubahan dari yang negatif atau pasif menjadi positif atau aktif, karena mereka itu akan menjadi motivator utama pembangunan. “Peranan ini sangat penting karena pembangunan di Indonesia tidak semata membangun manusia dari segi lahiriah atau jasmaniahnya saja, melainkan membangun segi rohaniah, mental spiritualnya. Kedua hal itu dibangun secara bersama-sama,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Egeten menyebut bahwa demi suksesnya pembangunan, penyuluh agama berfungsi sebagai pendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan, ikut serta mengatasi berbagai hambatan yang mengganggu jalannya pembangunan, khususnya mengatasi dampak negatif perubahan melalui penyuluhan agama dan pembinaan kepada masyarakat dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. “Penyuluh agama, selain sebagai figur atau tokoh, mereka juga berperan sebagai pemimpin masyarakat, sebagai imam dalam masalah agama dan masalah kemasyarakatan serta masalah kenegaraan dalam rangka mensukseskan program pemerintah. Dengan kepemimpinannya, penyuluh agama tidak hanya memberikan penerangan dalam bentuk ucapan-ucapan saja, akan tetapi bersama-sama mengamalkan serta melaksanakan apa yang dianjurkan. Keteladanan ini ditampakan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, sehingga masyarakat dengan penuh kesadaran dan keikhlasan mengikuti petunjuk dan ajakan pemimpinnya,” tegas Egeten.
Egeten menambahkan, para penyuluh mempunyai peranan untuk membimbing manusia untuk dapat hidup rukun, cerdas, mandiri, serta sejahtera lahir dan batin.
Kegiatan ini tetap ketat mematuhi protokol kesehatan. Seluruh peserta antusias dan penuh perhatian mengikuti kegiatan pembinaan ini. (*)