Monday, November 3

Opini

Lebih dari sekadar Intoleransi
Guratan, Opini, Politik

Lebih dari sekadar Intoleransi

08 Agustus 2025 Dalam kenyataan sosial yang kita hadapi hari ini justeru adalah aksi kolektif kekerasan: aksi pembubaran paksa kegiatan ibadah, pengrusakan rumah ibadah, pengusiran kelompok agama tertentu, kriminalisasi ekspresi keagamaan oleh aparat atau sekelompok warga yang mengklaim diri sebagai mayoritas. Karena itu, perlu keberanian bahasa dan ketepatan istilah dalam menyebut fenomena ini. Salah satu usulan terminologis yang lebih jujur dan menggugah adalah kejahatan beragama. Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado ‎DALAM WACANA publik Indonesia, istilah ‘intoleransi’ telah menjadi semacam kata payung yang digunakan untuk menjelaskan beragam fenomena penolakan terhadap perbedaan keyakinan keagamaan. Mulai dari ujaran kebencian, pelarangan pend...
Anomali Asap
Opini

Anomali Asap

04 Agustus 2025 Otak plastik: works by analyzing the varying levels of compression within an image, assuming that areas of an original. Hembus asap palsu. Memandang asap dari jauh menuduhnya sebagai uap. Saya foto wajahmu, saya ELA saya tuduh palsu. Uang palsu saya foto, saya ELA terbaca asli. Apa anda dapat melarang mesin membacanya demikian? Asap, as long as possible. Saya beli teori teliti yang anda pakukan di media sebagai scientific. Oleh: Dera Liar Alam DITAFSIR berdampak buruk dan seterusnya, ternyata pada kemasannya ditulisi materi kampanye, “Barang ini merenggut kebahagian saya satu persatu. Barang ini sebabkan kanker, sebabkan berbagai penyakit pernapasan, bronkitis kronis, emfisema, memperburuk gejala asma, membikin kecanduan, turunkan kesuburan perempuan dan laki.” D...
Ngoplos Saraf Beras
Opini

Ngoplos Saraf Beras

01 Agustus 2025 Beras telah merangsang saraf dan mengirimkan pesan kendalikan fungsi tubuh. Di sana, di jaringan kompleks materi beras dan pikiran beras itu telah mengendalikan berbagai fungsi tubuh, termasuk gerakan, sensasi, dan fungsi organ-organ. Gerak, teriak, lapar apa saja, termasuk lapar cerita berita sensasi oplosan. Oleh: Dera Liar Alam STATUS tahun lampau, berapa alinea disambungkan: Karena kampanye masih terus berlangsung sampai sekarang, selasatu bertabur isu beras, kadang harga naik tanpa kendali. Walau, ada pihak-pihak yang telah coba tetap konsumsi beras dalam bentuk lain. Ulangi status itu. Beras – dalam tafsir asumsi saya – adalah propaganda penyeragaman isi perut, isi mindset. Manakala bertanggung jawab sebagai redaktur di Harian Swarakita, saya mencermati ka...
Raja dan Angka-Angka
Guratan, Opini

Raja dan Angka-Angka

11 Mei 2025 Oleh: Daniel Kaligis IA BELIA, anggun dan sangat menggemaskan. Gugusnya merekah di barat vogelkoop pulau Papua. Demikian Raja Ampat, mekar dari Sorong, berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 bersama empatbelas kabupaten lainnya di wilayah Papua. Babad masa lalu mencatatkan ia pada myth seorang perempuan menemu tujuh telur, lalu ada empat di antaranya menetas jadi pangeran yang berpisah kemudian berkuasa sebagai raja di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sisa tiga butir telur lainnya berubah hantu, seorang perempuan, dan sebuah batu. Di sana, pada medio 2001 dan 2002, tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pernah melakukan penilaian cepat. Hasilnya, pad...
Keberadaan Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kecerdasan Buatan (AI)
Opini

Keberadaan Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kecerdasan Buatan (AI)

09 April 2025 Mengapa harus berbuat baik jika akhirnya sengsara? Jika kita berpikir dengan akal budi praktis tentu hal seperti ini tidak bisa diterima. Tuhan tidak bisa hanya menjadi sekadar kebenaran material atau fakta historis literal. Manusia akan kalah dari AI jika masih tetap berpikir secara dogmatis tentang Tuhan. Oleh: Dave Tielung MENGAPA Tuhan ‘Harus Ada’ Menurut Kant? Bayangkan: Pak Budi, seorang guru yang hidup jujur, penuh welas asih, dan mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa. Namun ia sendiri terus menerus menderita — hidup dalam keterbatasan ekonomi, difitnah, sakit-sakitan — kemudian meninggal tanpa melihat cita-cita luhurnya sepenuhnya terwujud atau mendapat penghargaan yang layak. Di sisi lain, Pak Hartono, seorang pejabat korup hidup bergeli...
Obat bagi yang Tertindas
Opini

Obat bagi yang Tertindas

30 Maret 2025 Oleh: Niken Risqiana Puspitasari AKU lelah mendengar orang mengutip Marx dengan sembrono. “Agama adalah candu,” katanya, seolah-olah itu vonis mutlak yang menempatkan agama di kursi terdakwa. Tapi apakah mereka pernah benar-benar membaca kalimat lengkapnya? Die Religion ... ist das Opium des Volkes. Agama adalah opium rakyat. Bukan candu dalam arti buruk. Bukan racun yang menyesatkan. Opium, pada zaman Marx, adalah obat pereda nyeri, satu-satunya yang mampu membuat manusia bertahan dalam penderitaan. Lihatlah wajah-wajah di sekitar kita. Para buruh yang bekerja sejak pagi buta, mengorbankan tubuh dan waktu demi upah yang bahkan tak cukup untuk menghidupi keluarganya. Para petani yang tanahnya perlahan diambil alih, dipaksa menjadi buruh di ladang yang dulu mereka mi...
Artificial Intelligence Bersaing dengan Manusia
Opini, Sains

Artificial Intelligence Bersaing dengan Manusia

23 Februari 2025 Gambar yang sementara anda simak di atas itu adalah ciptaan artificial intelligence, dikreasi mesin cerdas tersebut hanya dalam hitungan detik… Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado Editor: Dera Liar Alam TEKNOLOGI AI sedang membuka segala-galanya, pun yang dulunya disimpan rapat atas nama kebenaran agama dan nasionalisme.  Demokrasi yang mengagungkan kebebasan dan keterbukaan, tampaknya juga sedang kewalahan. Teknologi AI juga mungkin sedang mendesentralisasi secara radikal apa yang dulunya harus terpusat. Mari kita amati, misalnya media sosial. Apa yang dulu di zaman TVRI dan RRI harus berbahasa Indonesia yang baik dan benar demi tegaknya bahasa nasional sebagai salah satu instrumen nasionalisme, di era kini, dengan menggunak...
Nasib Kesenian di Panggung Palsu
Entertainment, Esai, Opini

Nasib Kesenian di Panggung Palsu

17 Februari 2025 Oleh: Eric Dajoh Penulis adalah Seniman di Tanah Minahasa RABU, 12 Februari lalu, saya menonton lakon ‘Gubernur Santa’ karya sutradara Achi Breyvi Talanggai, yang dipentaskan oleh Kelompok Seni Pelajar ‘Tyche’ SMA Negeri 1 Manado, di Aula Dinas Kebudayaan Daerah Prov. Sulawesi Utara, Jalan W.R. Supratman, Lawangirung, Manado — dahulu dikenal sebagai Gedung Pertunjukan Taman Budaya Manado, era 1980-an. Pertunjukan itu sendiri, berlangsung baik. Sekitar seratus lebih penonton hadir.  Namun yang memrihatinkan saya, penerangan gedung, mulai dari teras depan gedung, pintu masuk, hingga ke dalam gedung, sangat minim, bahkan tak ada. Petugas tiket bekerja dalam suasana temaram. Begitu juga, di dalam ruang pertunjukan, tak ada pasokan cahaya auditorium yang memadai. Suasa...
Bencana Alam, Tuhan yang Dituduh
Opini

Bencana Alam, Tuhan yang Dituduh

13 Januari 2025 Respons agama yang normatif seringkali lebih banyak menyalahkan moral atau iman korban bencana ketimbang menyatakan empati. Bukankah doa dan empati adalah respons yang jauh lebih mencerminkan roh keagamaan daripada menambah luka dengan mengutuk korban... Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado Editor: Dera Liar Alam Gambar: A person uses a garden hose in an effort to save a neighboring home from catching fire during the Eaton Fire, Jan. 8, 2025, in Altadena, California — Mario Tama/Getty Images. Sumber: abcNEWS TATKALA api menyala-nyala di Los Angeles, memakan ratusan hektar lahan dan menghancurkan ribuan rumah, tidak sedikit yang melihat bencana itu melalui kaca mata agama normatif. “Ini murka Tuhan,” seru beberapa suara, menye...
Tuhan Jahat, Tuhan Baik
Opini

Tuhan Jahat, Tuhan Baik

09 Januari 2025 Ada dua Tuhan dalam Zoroaster, yaitu Ahura Mazda (Tuhan baik) dan Angra Mainyu (Tuhan jahat). Yang baik berasal dari Tuhan yang baik; yang jahat berasal dari Tuhan jahat. Kupikir Tuhan semacam ini sudah kadaluarsa… Oleh: Pidar Lingi Penulis tinggal di Poland Gambar: The Good and Evil Angels, William Blake. AKU sangat sering memikirkan tentang kematian; kira-kira seperti apa kehidupan setelah kematian. Aku tidak percaya Tuhan akan mengutus malaikat untuk menyiksa orang mati, kupikir Tuhan bukan psikopat sadis. Untuk merasakan sakit, tentulah harus hidup, kalau mati tentu tidak merasakan apa-apa. Banyak orang bermoral baik, namun sepanjang hidupnya dirundung kesialan, oleh karena itu diperlukan konsep kehidupan  setelah mati (akhirat) agar mereka memperoleh pem...