Thursday, September 4

Opini

Privatisasi, Bumi Krisis Air Bersih
Editorial, Opini

Privatisasi, Bumi Krisis Air Bersih

23 Agustus 2025 Orang-orang cari air sendiri, padahal sumberdaya air dan potensi ketersediaan pincang. World Water Forum, Den Haag, Maret 2000, memprediksi Indonesia termasuk selasatu negara yang akan mengalami krisis air tahun 2025. Sementara sistem tetap membiarkan ketersediaan air dari kemampuan alam semata. Aktivitas tambang nan rakus air dipacu pemerintah dengan sejumlah surat sakti diarahkan pada segala titik kuasa di daerah-daerah. Sistem pengelolaan air bermasalah, praktik monopoli sumberdaya, dan tentu yang tak hendak disebut oleh penguasa adalah privatisasi air. Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Water Scarcity in the World Sumber: Made Blue Foundation BLUE PRINT kebijakan privatisasi air Bank Dunia diluncurkan pada 1992 dalam paper berjudul ‘Improving Water Resources Ma...
Sembuhkan Diri
Editorial, Foto Pilihan, Opini, Politik

Sembuhkan Diri

19 Agustus 2025 Gambar Matahari di Ujung Bori mengingat peristiwa ngurusi perkara tanah sepanjang tepi aliran Sabbeng, kali yang sering meluap dan sebabkan pemukiman terendam air dan lumnpur. Ingat kutipan manakala memposting foto itu di media sosial – musim penghujan, 2022: “Ada sesuatu yang lebih berharga ketimbang nafkah dan kepuasan profesional – yakni kemerdekaan dan harga diri.” Kutipan ini tercatat pada editorial edisi perdana Tempo pascabredel, 06 – 12 Oktober 1998. Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Matahari di Ujung Bori FOTO jadi sajak merdeka, tertular banyak peristiwa. Begini yang saya catat, 11 Agustus 2023, ada tiga bait boleh anda nikmati boleh dilupa: Ingin, angin. Kemarau panjang tiupkan dedaun: Anak-anak bakar petasan kemerdekaan, lalu main layangan di petak t...
Saling Bunuh atas nama Nasionalisme
Opini

Saling Bunuh atas nama Nasionalisme

16 Agustus 2025 Nationalism is a modern movement. Throughout history people have been attached to their native soil, to the traditions of their parents, and to established territorial authorities, but it was not until the end of the 18th century that nationalism began to be a generally recognized sentiment molding public and private life and one of the great, if not the greatest, single determining factors of modern history. Because of its dynamic vitality and its all-pervading character, nationalism is often thought to be very old; sometimes it is mistakenly regarded as a permanent factor in political behaviour: — nationalism, britannica Oleh: Pidar Lingi Penulis tinggal di Poland Gambar: Cartolina che mostra personificazioni delle principali nazioni dell'Intesa. Il soldato rus...
Janji Palsu Berantas Korupsi
Hukum & Kebijakan, Opini

Janji Palsu Berantas Korupsi

14 Agustus 2025 Saya siap mati untuk bangsa dan negara ini! Jika memang saya menerima mandat dari rakyat, pada saat itu saya akan cari bukti-bukti korupsi. Pada saat itu, mulai saat itu, saya akan kejar koruptor-koruptor itu. Bila perlu sampai Antartika, sampai ke padang pasir paling jauh, akan saya kejar. — Prabowo Subianto Djojohadikusumo Oleh: Dera Liar Alam MENGIKAT— demikian perihal janji itu mesti dilunasi. Apa bunyi janji itu, berantas korupsi? Maju tak gentar hadapi koruptor. “Saya tidak akan mundur menghadapi koruptor. Mereka harusnya ngerti saya ini siap mati untuk bangsa dan negara ini,” kata Prabowo Subianto Djojohadikusumo, Presiden Indonesia. Gemanya suaranya masih dapat anda Simak di SINDOnews. Suara itu dikumandangkan sejumlah media di tanah-air. Saya ingat tuli...
Lebih dari sekadar Intoleransi
Guratan, Opini, Politik

Lebih dari sekadar Intoleransi

08 Agustus 2025 Dalam kenyataan sosial yang kita hadapi hari ini justeru adalah aksi kolektif kekerasan: aksi pembubaran paksa kegiatan ibadah, pengrusakan rumah ibadah, pengusiran kelompok agama tertentu, kriminalisasi ekspresi keagamaan oleh aparat atau sekelompok warga yang mengklaim diri sebagai mayoritas. Karena itu, perlu keberanian bahasa dan ketepatan istilah dalam menyebut fenomena ini. Salah satu usulan terminologis yang lebih jujur dan menggugah adalah kejahatan beragama. Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado ‎DALAM WACANA publik Indonesia, istilah ‘intoleransi’ telah menjadi semacam kata payung yang digunakan untuk menjelaskan beragam fenomena penolakan terhadap perbedaan keyakinan keagamaan. Mulai dari ujaran kebencian, pelarangan pend...
Anomali Asap
Opini

Anomali Asap

04 Agustus 2025 Otak plastik: works by analyzing the varying levels of compression within an image, assuming that areas of an original. Hembus asap palsu. Memandang asap dari jauh menuduhnya sebagai uap. Saya foto wajahmu, saya ELA saya tuduh palsu. Uang palsu saya foto, saya ELA terbaca asli. Apa anda dapat melarang mesin membacanya demikian? Asap, as long as possible. Saya beli teori teliti yang anda pakukan di media sebagai scientific. Oleh: Dera Liar Alam DITAFSIR berdampak buruk dan seterusnya, ternyata pada kemasannya ditulisi materi kampanye, “Barang ini merenggut kebahagian saya satu persatu. Barang ini sebabkan kanker, sebabkan berbagai penyakit pernapasan, bronkitis kronis, emfisema, memperburuk gejala asma, membikin kecanduan, turunkan kesuburan perempuan dan laki.” D...
Ngoplos Saraf Beras
Opini

Ngoplos Saraf Beras

01 Agustus 2025 Beras telah merangsang saraf dan mengirimkan pesan kendalikan fungsi tubuh. Di sana, di jaringan kompleks materi beras dan pikiran beras itu telah mengendalikan berbagai fungsi tubuh, termasuk gerakan, sensasi, dan fungsi organ-organ. Gerak, teriak, lapar apa saja, termasuk lapar cerita berita sensasi oplosan. Oleh: Dera Liar Alam STATUS tahun lampau, berapa alinea disambungkan: Karena kampanye masih terus berlangsung sampai sekarang, selasatu bertabur isu beras, kadang harga naik tanpa kendali. Walau, ada pihak-pihak yang telah coba tetap konsumsi beras dalam bentuk lain. Ulangi status itu. Beras – dalam tafsir asumsi saya – adalah propaganda penyeragaman isi perut, isi mindset. Manakala bertanggung jawab sebagai redaktur di Harian Swarakita, saya mencermati ka...
Raja dan Angka-Angka
Guratan, Opini

Raja dan Angka-Angka

11 Mei 2025 Oleh: Daniel Kaligis IA BELIA, anggun dan sangat menggemaskan. Gugusnya merekah di barat vogelkoop pulau Papua. Demikian Raja Ampat, mekar dari Sorong, berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 bersama empatbelas kabupaten lainnya di wilayah Papua. Babad masa lalu mencatatkan ia pada myth seorang perempuan menemu tujuh telur, lalu ada empat di antaranya menetas jadi pangeran yang berpisah kemudian berkuasa sebagai raja di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sisa tiga butir telur lainnya berubah hantu, seorang perempuan, dan sebuah batu. Di sana, pada medio 2001 dan 2002, tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pernah melakukan penilaian cepat. Hasilnya, pad...
Keberadaan Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kecerdasan Buatan (AI)
Opini

Keberadaan Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kecerdasan Buatan (AI)

09 April 2025 Mengapa harus berbuat baik jika akhirnya sengsara? Jika kita berpikir dengan akal budi praktis tentu hal seperti ini tidak bisa diterima. Tuhan tidak bisa hanya menjadi sekadar kebenaran material atau fakta historis literal. Manusia akan kalah dari AI jika masih tetap berpikir secara dogmatis tentang Tuhan. Oleh: Dave Tielung MENGAPA Tuhan ‘Harus Ada’ Menurut Kant? Bayangkan: Pak Budi, seorang guru yang hidup jujur, penuh welas asih, dan mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa. Namun ia sendiri terus menerus menderita — hidup dalam keterbatasan ekonomi, difitnah, sakit-sakitan — kemudian meninggal tanpa melihat cita-cita luhurnya sepenuhnya terwujud atau mendapat penghargaan yang layak. Di sisi lain, Pak Hartono, seorang pejabat korup hidup bergeli...
Obat bagi yang Tertindas
Opini

Obat bagi yang Tertindas

30 Maret 2025 Oleh: Niken Risqiana Puspitasari AKU lelah mendengar orang mengutip Marx dengan sembrono. “Agama adalah candu,” katanya, seolah-olah itu vonis mutlak yang menempatkan agama di kursi terdakwa. Tapi apakah mereka pernah benar-benar membaca kalimat lengkapnya? Die Religion ... ist das Opium des Volkes. Agama adalah opium rakyat. Bukan candu dalam arti buruk. Bukan racun yang menyesatkan. Opium, pada zaman Marx, adalah obat pereda nyeri, satu-satunya yang mampu membuat manusia bertahan dalam penderitaan. Lihatlah wajah-wajah di sekitar kita. Para buruh yang bekerja sejak pagi buta, mengorbankan tubuh dan waktu demi upah yang bahkan tak cukup untuk menghidupi keluarganya. Para petani yang tanahnya perlahan diambil alih, dipaksa menjadi buruh di ladang yang dulu mereka mi...